KabarMakassar.com — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gibran Center secara tegas mendukung Ilham Arief Sirajuddin untuk maju di Pilgub Sulsel 2024.
Hal itu disampaikan sekretaris Gibran Center Sulawesi Selatan Illank Radjab, Selasa, (30/7). Illank mengatakan, dukungan DPP Gibran Center untuk Ilham Arief Sirajuddin ditentukan di Rakernas kemarin.
“DPP Gibran Center resmi mendukung bapak Ilham Arief Sirajuddin untuk maju di Pilgub Sulsel.” ungkap Illank usai menghadiri Rakernas DPP Gibran Center, 27-29 Juli 2024.
Keputusan ini kata Illank, berlaku secara organisasi dan disambut baik Gibran Center Sulsel.
“Setelah adanya keputusan ini kita segera menggelar pertemuan untuk bekerja memenangkan pak IAS.” tandas dia. Sementara itu Ketua Gibran Center Sulsel Muhammad Taufiq Hidayat mengatakan jika perintah ini akan segera dilaksanakan.
“Tentu dengan semangat juang kami di Gibran Center Sulsel siap bekerja untuk pak IAS di Pilgub Sulsel.” katanya.
Apalagi lanjut Taufiq, IAS saat ini terus unggul dibeberapa lembaga survei.
“Survei pak IAS selalu tinggi artinya memang tingkat kesukaan masyarakat terhadap sosoknya menjadi dasar untuk kita mendukungnya,”ujarnya.
Sementara itu, bakal calon Gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menyebutkan jika adanya wacana kotak kosong jelang kontestasi Pilgub Sulsel 2024 yang dihelat serentak 27 Nopember mendatang.
Mantan Walikota Makassar dua periode itu bahwa upaya kotak kosong bagian dari pembodohan publik. Dimana menyusul salah satu kandidat calon Gubernur Sulsel ingin memborong partai politik (Parpol) pemilik kursi di parlemen.
“Isu kecenderungan mempersiapkan agenda politik kontestasi kota kosong ini kan suatu proses pembodohan publik atau masyarakat kalau kemudian ada keinginan menjadikan kontestasi itu menjadi sebuah ajang pemilihan,”ucap IAS saat ditemui usai mengikuti uji kelayakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Senin (22/7).
Mantan Ketua DPD Golkar Sulsel ini juga menyebutkan jika kotak kosong tidak boleh dipandang remeh, dimana Pilwalkot Makassar 2018 lalu, salah satu kandidat harus tumbuh dengan kemenangan kotak kosong.
“Jadi kan kita punya pengalaman kota kosong kemarin bagaimana bisa memuaskan hati pilihan masyarakat kalau tidak ada ruangnya. Dan ketika kotak kosong yang kebetulan banyak akhirnya kotak kosong yang banyak dipilih oleh masyarakat dan saya kira ini menjadi suatu pelajaran yang baik dan jangan sampai terulang,”ujarnya.
“Kalau itu terjadi (kotak kosong) tidak bagus sekali dalam proses pendidikan politik. Sangat tidak bagus oleh karena itu saya berharap jangan sampai diciptakan itu (Kotak Kosong),” terangnya.
Namun dirinya berharap bagaimana Golkar dengan peraih 14 kursi dan PKS 7 kursi bisa mengusung dirinya pada Pilgub Sulsel nanti.
“Kalau Golkar itu cuma kurang 3 kursi kalau ada PKS selesai dan cukup,”tegasnya.
Sedangkan, pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati merupakan jagoan NasDem hampir dipastikan mendapatkan kursi yang lebih. Dimana menyusul dukungan partai Demokrat bahkan isu Gerindra juga ikut mengusung.
Meski demikian, partai besutan Surya Paloh itu belum mendapatkan mandat DPP kepada paket ASS-Fatma.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menanggapi isu kotak kosong dalam pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kembali mencuat. Ia menyebut fenomena ini bukanlah hal baru bagi masyarakat Sulsel, mengingat pengalaman serupa di Pilkada Makassar.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan politik Unhas Prof Sukri Tamma juga menuturkan bahwa jelang kontestasi politik di Sulsel dianggap masih cair. Dimana belum terkunci siapa paslon yang diusung termasuk jagoan NasDem ASS-Fatma juga belum diumumkan oleh DPP.
Sehingga kemudian simulasi-simulasi Pilgub Sulsel 2024 siapa yang berpasangan semua bisa kemungkinan terjadi. Atau otak atik kandidat untuk menjadi paslon masih dinamis.
“Saya kira juga hal wacana paket IAS dan AIA saya sangat mungkin. Beberapa alasan kedua tokoh itu seperti IAS yang mewakili tokoh senior, AIA sudah malang melintang mewakili generasi muda Sulsel,”kata Prof Sukri kepada kabarmakassar.com.
“Kedua, masing-masing kader partai sehingga kalau kedua parpol bersepakat yakni Golkar dan Gerindra adalah partai yang besar sehingga tentunya bisa mengusung di Pilgub Sulsel,”sambungnya.
Apalagi, kata Prof Sukri, bahwa kedua parpol memiliki kans suara yang cukup besar di Pilgub Sulsel kemarin. Dimana tentu masih merangkul parpol lain dalam koalisi sehingga bisa mengusung paket tersebut.
Ketiga, keduanya tokoh yang sudah cukup malang melintang seperti Andi Iwan Darmawan Aras atau AIA yang kembali sukses terpilih kembali sebagai anggota DPR RI 2024-2029. Senada juga IAS meski pun agak lama vakum di dunia politik namun ketokohannya masih digemari.
Apalagi melihat histori politik atau karier IAS dalam pertarungannya ketiga berhadap dengan Syahrul Yasin Limpo pada Pilgub 2013 silam. IAS sangat dikenal waktu itu meski sejak vakum karena ada musibah yang dialaminya.
Hal itu, sebutnya, bahwa tentu adanya perubahan di tengah berlangsungnya proses politik dalam kurung satu dekade ketika vakumnya IAS namun masih terlihat basis yang masih setia untuk mantan Walikota Makassar dua periode itu.
Dengan demikian hal itu menjadi modal atau masih digarap oleh IAS di sejumlah daerah. Cuman keduanya, dari sisi geopolitik adalah sama-sama orang Bone. Sekali lagi kedua masih terbuka atau cair untuk peluang berpasangan.