KabarMakassar.com — Ratusan massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Sulawesi Barat melakukan unjuk rasa di Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Selasa (09/07).
Massa aksi berhasil masuk ke halaman kantor gubernur melalui pintu keluar karena pintu masuk utama telah ditutup dan dijaga ketat oleh aparat gabungan dari Kepolisian dan Satpol PP.
Aksi ini dilakukan terkait dugaan penyelewengan kekuasaan dan korupsi oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Barat.
Aksi sempat diwarnai dengan saling dorong antara massa aksi dan pihak keamanan karena mahasiswa dari berbagai organisasi memaksa masuk untuk bertemu Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin.
“Adanya bukti yang kami bawa untuk disampaikan kepada PJ Gubernur Sulawesi Barat,” kata salah satu massa aksi, Imran.
Sekretaris HMI Cabang Manakarra, Widodo, mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu, dua OPD di Pemprov melaporkan aksi yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu, yang dianggap sebagai respon kebijakan PJ Gubernur yang tidak bijak.
“Kalau kalian anti kritik, tolong angkat kaki dari Sulbar. Kritik yang dikeluarkan mahasiswa merupakan konsekuensi yang wajar saja dan harus diterima sebagai pejabat,” tegas Widodo.
Sebelumnya, Polresta Mamuju menurunkan sebanyak 107 personil, ditambah BKO Brimob dan Dit Samapta Polda Sulbar yang dipimpin langsung oleh Wakapolresta Mamuju, AKBP Arianto, bersama para perwira penanggung jawab lapangan untuk mengamankan aksi unjuk rasa.
Wakapolresta Mamuju, AKBP Arianto, menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan pengamanan, dilakukan apel pengecekan dan pemberian arahan kepada personil pengamanan agar tidak mudah terprovokasi.
“Dalam pengawalan dan pengamanan aksi unjuk rasa, kami mempersiapkan kendaraan patwal lalu lintas dan mobil truk untuk pergeseran pasukan. Peralatan pengamanan yang digelar dalam apel meliputi water canon, tameng, helm, dakura, tongkat, alat pemadam, tali dalmas, flashball, dan lainnya,” ujar Arianto.
Diketahui, aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri sebagai “Aliansi Mahasiswa Peduli Sulbar” dan “Aliansi Mahasiswa Sulawesi Barat” di Kantor Gubernur Sulbar. Arianto menegaskan bahwa pihaknya memastikan tidak ada personil yang membawa senjata api dan petugas pengamanan selalu bersikap humanis kepada mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa.
“Hindari tindakan yang dapat mengakibatkan bentrokan atau memicu terjadinya tindakan anarkis dari pengunjuk rasa,” tambah Arianto.
Hingga berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa masih berlangsung di halaman kantor gubernur Sulawesi Barat.