KabarMakassar.com — Bulukumba, salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan dengan objek pariwisata pantai dan lautnya yang begitu terkenal.
Salah satu yang terkenal adalah Pantai Bira yang memiliki pasir putih khas seperti butiran sagu.
Objek wisata ini ramai dikunjungi setiap harinya ditambah dengan para pelaku UMKM yang menjual berbagai hasil kerajinan khas Bulukumba.
Salah satu kerajinan yang cukup terkenal adalah Cincin Penyu.
Yah, seperti namanya, Cincin Penyu terbuat dari bahan utama kulit penyu.
Cincin Penyu ini merupakan hasil kerajinan masyarakat yang tinggal di Pulau Penyu yang berjarak sekitar 30 menit menaiki perahu dari Pantai Bira.
Salah satu pedagang, Nani menjelaskan proses pembuatan Cincin Penyu dibuat dari proses pemotongan kulit Penyu yang biasanya didapatkan dari Penyu yang sudah mati.
Proses pembuatannya dilakukan dengan memotong kecil-kecil kulit Penyu berdasarkan ukuran cincin kemudian direbus kedalam air mendidih lalu dibentuk menjadi lingkaran seperti bentuk cincin pada umumnya.
Selanjutnya, cincin lalu diangkat kemudian dikeringkan dan dihaluskan menggunakan alat grinda atau hamplas kertas lalu kemudian siap untuk dijual ke pedagang.
“Ini cincin dipotong-potong baru direbus sudah itu diangkat, kering mi, dihaluskan mi digurinda,” ungkapnya, Jumat (09/02)
Cincin Penyu memiliki warna yang khas yakni dengan perpaduan antara warna coklat dan hitam seperti warna kulit Penyu pada umumnya.
Cincin Penyu juga dipercaya sebagai penolak bala atau kesialan oleh masyarakat sekitar.
Sejumlah masyarakat sekitar percaya bahwa mencelupkan Cincin Penyu kedalam air minum dapat menyembuhkan suatu penyakit dan dapat menghindarkan dari marabahaya (bala)
“Kalau disini orang bilang itu penolak bala jadi banyak dipakai, biasa kalau ada bahaya orang selamat kalau pakai itu kalau ada sakit dicelup saja di air baru diminum,” pungkasnya
Cincin ini mudah ditemui di area sekitar pinggir pantai tepatnya di stand para UMKM dan dibanderol dengan harga Rp10 hingga Rp15 ribu per cincin