kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Cegah Risiko Perkawinan Anak, SMEP Digelar di SMAN 14 Makassar

Cegah Risiko Perkawinan Anak, SMEP Digelar di SMAN 14 Makassar
Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Sulsel, Ninuk Triyanti Zudan di SMA Negeri 14 Makassar (Dok: Int)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kunjungan kerja Pj Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Ninuk Triyanti Zudan ke SMA Negeri 14 Makassar menjadi momentum penting dalam mengedukasi generasi muda tentang masa depan pendidikan dan mencegah risiko perkawinan anak.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian sinergi dan Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan atau disingkat SMEP yang dilakukan ke berbagai lokasi di Sulsel.

Pemprov Sulsel

Di SMA Negeri 14 Makassar, yang berlokasi di Jalan Bajiminasa, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Sulsel menggelar sesi edukasi bertajuk Masa Depan Pendidikan dan Risiko Perkawinan Anak.

Acara ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada para siswa tentang pentingnya melanjutkan pendidikan dan ancaman yang dihadapi jika terlibat dalam perkawinan anak.

Dalam kesempatan tersebut, Ninuk Triyanti Zudan menekankan kepada para siswa untuk tetap fokus melanjutkan pendidikan dan tidak terburu-buru memikirkan pernikahan.

“Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya melanjutkan pendidikan, di antaranya adalah untuk mencapai kemandirian ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, serta mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan,” ujarnya pada Rabu (07/08).

Pernikahan di usia muda sering kali membawa dampak negatif, termasuk terbatasnya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

“Perkawinan anak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta membatasi kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal di masyarakat,” ucapnya.

Sesi edukasi ini juga menyoroti pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan dalam mendorong anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko dan konsekuensi perkawinan anak, diharapkan para siswa semakin termotivasi untuk mengejar impian mereka tanpa harus mengorbankan masa depan mereka melalui perkawinan dini.