kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Bupati Maros Tanggapi Kritik Jokowi: Pembangunan Taman Wisata Alam Bantimurung Akan Diperbarui

Bupati Maros Tanggapi Kritik Jokowi: Pembangunan Taman Wisata Alam Bantimurung Akan Diperbarui
Bupati Maros, Chaidir Syam (Dok : Ist)
banner 468x60

KabarMakasaar.com — Bupati Maros, Chaidir Syam, merespons kritik yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penggunaan material semen dan beton di Taman Wisata Alam Bantimurung. Untuk menindaklanjuti saran tersebut, Chaidir telah menggelar forum diskusi kelompok (FGD) bersama Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung pada Senin (15/07).

Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan kekhawatirannya atas penggunaan semen dan beton di area konservasi tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 di Jakarta. Jokowi mengimbau agar pemanfaatan material tersebut dihindari untuk menjaga keaslian lingkungan.

Pemprov Sulsel

Dalam tanggapannya, Chaidir Syam berjanji akan mencari solusi yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan kayu atau bahan alami lainnya, demi menciptakan lingkungan yang nyaman bagi kupu-kupu.

“Kami akan mencari alternatif, mungkin dengan lebih banyak menggunakan kayu atau bahan alami lainnya agar kupu-kupu merasa betah,” ujar Chaidir.

Chaidir menambahkan bahwa penggunaan semen dan beton hanya diterapkan di jalur yang digunakan oleh pengunjung, bukan di area utama habitat kupu-kupu. Ia menegaskan bahwa jalur tersebut awalnya tidak dihuni oleh kupu-kupu.

“Semen hanya digunakan di jalur pengunjung, yang sebelumnya tidak ditempati kupu-kupu. Kami juga menanam pakan kupu-kupu di sepanjang jalur tersebut menggunakan pot,” jelasnya.

Meski demikian, Chaidir mengakui perlunya evaluasi terhadap desain arsitektur di kawasan itu untuk memastikan kelestarian habitat kupu-kupu. Pihak Balai Taman Nasional juga akan memperhatikan habitat alami kupu-kupu dalam setiap upaya perbaikan di kawasan tersebut. Selain itu, akan dibangun laboratorium khusus untuk memantau dan menjaga kehidupan kupu-kupu dengan lebih baik.

Ia juga mencatat bahwa ada beberapa tantangan yang memengaruhi habitat kupu-kupu di Bantimurung, termasuk intensitas kunjungan, air terjun, dan potensi banjir dari sungai sekitar. Kendati demikian, Chaidir tetap berkomitmen untuk mengatasi kendala tersebut dan menjadikan Bantimurung sebagai “Kerajaan Kupu-Kupu” yang layak dan lestari.

“Terkadang, banjir menyebabkan air sungai meluap dan merusak pohon-pohon yang telah kami tanam,” tambahnya.