KabarMakassar.com — PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menutup 11 bulan pertama 2024 dengan kinerja yang solid. Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis Jumat (27/12) kemarin.
BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 50 triliun secara bank only, meningkat 3,96% secara tahunan (year on year/yoy).
Kinerja Kredit dan Pendapatan Bunga
Meskipun pertumbuhan kredit hanya mencapai 4,99% (yoy) dengan total Rp 1.219,21 triliun, angka ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata perbankan di segmen UMKM yang hanya tumbuh 3,7% (yoy).
Sebagai bank dengan fokus utama pada sektor UMKM, capaian ini menunjukkan kemampuan BRI dalam mempertahankan posisi strategisnya di pasar.
Pendapatan bunga BRI tumbuh sebesar 10,59% (yoy) menjadi Rp 147,96 triliun. Namun, beban bunga naik lebih tinggi, mencapai 37,56% (yoy) atau Rp 47,08 triliun, seiring kondisi suku bunga yang tinggi (higher for longer).
Hal ini membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh tipis sebesar 1,32% (yoy) menjadi Rp 100,88 triliun.
Pendapatan Non-Bunga dan Beban Impairment
Selain dari bunga, BRI mencatat pendapatan non-bunga yang signifikan. Pendapatan komisi dan administrasi meningkat 9,67% (yoy) menjadi Rp 20,34 triliun, sedangkan pendapatan lainnya melonjak 44,87% (yoy) menjadi Rp 23,78 triliun.
Namun, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) menjadi beban besar, naik 34,32% (yoy) menjadi Rp 35,52 triliun.
Hal ini turut menekan pertumbuhan laba operasional yang tercatat sebesar Rp 62,86 triliun, naik 3,66% (yoy).
Dana Murah Menguat, CASA Semakin Dominan
Salah satu sorotan utama kinerja BRI adalah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 1.386,71 triliun (+6,95% yoy).
DPK ini didominasi oleh dana murah (current account saving account/CASA), yang naik 10,79% (yoy) menjadi Rp 914,83 triliun. Rasio CASA pun meningkat dari 63,68% menjadi 65,97%, memperkuat struktur pendanaan BRI.
Komposisi DPK:
Giro: Rp 379,55 triliun (+22,14% yoy)
Tabungan: Rp 535,28 triliun (+3,95% yoy)
Deposito: Rp 471,88 triliun (+0,22% yoy)
Selain itu, pendanaan dari penerbitan surat berharga turun 44,56% (yoy) menjadi Rp 17,06 triliun, sementara pinjaman yang diterima relatif stagnan di angka Rp 37,37 triliun (+0,73% yoy).
Aset dan Posisi Pasar
Hingga November 2024, total aset BRI mencapai Rp 1.851,30 triliun, tumbuh 4,37% (yoy). Angka ini sedikit mengungguli Bank Mandiri yang memiliki total aset Rp 1.850,52 triliun, mengukuhkan BRI sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.
Liabilitas BRI tercatat Rp 1.536,81 triliun (+4,66% yoy), didorong diversifikasi pendanaan berbasis dana murah. Ekuitas naik 2,95% (yoy) menjadi Rp 314,48 triliun, didukung laba bersih yang solid.
Dengan kinerja ini, rasio imbal hasil terhadap aset (return on asset/ROA) tetap stabil di 2,70%, sedangkan imbal hasil terhadap ekuitas (return on equity/ROE) naik menjadi 15,90%.