KabarMakassar.com — Berdasarkan Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, rambut rontok merujuk pada keadaan ketika rambut terlepas dari kulit kepala dalam jumlah yang melebihi batas normal.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan rambut menjadi lebih tipis atau bahkan mengarah pada kebotakan, yang dapat bersifat sementara maupun permanen. Proses rambut rontok bisa berlangsung secara perlahan, dengan kehilangan rambut sedikit demi sedikit, atau bisa juga terjadi secara mendadak dalam jumlah yang cukup banyak dalam waktu singkat.
Umumnya, jumlah rambut pada kepala manusia berkisar sekitar 100.000 helai. Setiap hari, tubuh kita secara alami melepaskan sekitar 50 hingga 100 helai rambut.
Proses tersebut merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan, karena rambut yang rontok akan digantikan dengan helai rambut baru yang tumbuh untuk menjaga keseimbangan jumlah rambut di kulit kepala. Sehingga, meskipun ada rambut yang rontok, pertumbuhan rambut baru tetap terjadi sebagai bagian dari siklus alami rambut.
Pertumbuhan rambut yang sehat serta normal terjadi melalui tiga tahap utama yang berbeda, yakni fase anagen, fase katagen, dan fase telogen.
Pada fase anagen, yang juga dikenal sebagai fase pertumbuhan rambut, adalah tahap di mana rambut aktif tumbuh dengan panjang yang semakin bertambah. Fase ini terbilang berlangsung cukup lama, antara 2 sampai dengan 8 tahun, tergantung pada faktor genetik dan kondisi tubuh masing-masing individu.
Pada fase ini, rambut yang tumbuh akan terus berkembang dan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum memasuki fase berikutnya dalam siklus pertumbuhannya.
Selanjutnya, usai rambut melalui fase anagen, rambut akan memasuki fase katagen, yang berlangsung sekitar 2 hingga 3 minggu. Fase katagen ini merupakan fase transisi, di mana pertumbuhan rambut berhenti sementara dan rambut tidak lagi tumbuh secara aktif.
Setelah fase katagen selesai, maka rambut akan memasuki fase telogen, yang dikenal sebagai fase istirahat. Pada fase telogen, rambut akan berada dalam kondisi tidak aktif, dan akhirnya akan rontok.
Proses kerontokan rambut tersebut akan terjadi secara alami, dan rambut yang rontok akan digantikan dengan rambut baru dalam waktu sekitar 2 hingga 3 bulan setelahnya, sebagai bagian dari siklus pertumbuhan rambut yang berkelanjutan.
Saat siklus pertumbuhan rambut terganggu pada salah satu fase, seperti fase anagen, maka proses pertumbuhan rambut akan terhenti atau terhambat, yang akhirnya menyebabkan kerontokan rambut dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal tersebut mampu berujung pada penipisan rambut yang signifikan, bahkan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan kebotakan, baik sementara maupun permanen.
Selain itu, ketika jumlah rambut yang memasuki fase telogen melebihi batas normal, proses kerontokan akan terjadi lebih banyak daripada yang seharusnya. Kondisi yang menyebabkan rambut rontok secara berlebihan ini dikenal dengan istilah telogen effluvium, yaitu saat rambut memasuki fase istirahat dalam jumlah yang tidak seimbang, sehingga menyebabkan kerontokan yang lebih intensif daripada yang terjadi pada siklus rambut normal.
Penyebab rambut rontok
Terdapat berbagai faktor yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut, yang pada akhirnya menyebabkan kerontokan rambut.
Rambut rontok yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi atau faktor tertentu, diantaranya:
1. Adanya penyakit autoimun yang menyerang folikel rambut, misalnya pada kasus alopecia areata.
2. Rambut rontok juga dapat terjadi sebagai efek samping dari pengobatan kemoterapi yang menghentikan pertumbuhan rambut sementara waktu.
3. Perubahan hormon yang signifikan, contoh yang terjadi pada masa persalinan atau akibat kondisi medis seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), juga dapat memicu kerontokan rambut.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat untuk menekan sistem imun (imunosupresan), obat untuk mengatasi asam urat, atau obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, juga sering kali dapat menimbulkan rambut rontok sebagai efek samping.
5. Rambut rontok yang terjadi secara bertahap atau perlahan-lahan lebih sering disebabkan karena faktor genetik atau keturunan, yang mengarah pada pola kebotakan yang diwariskan.
6. Pola makan yang kurang bergizi, khususnya yang kekurangan asupan protein dan zat besi, bisa memengaruhi kesehatan akar rambut, yang akhirnya mengurangi kemampuan akar untuk mempertahankan rambut, sehingga menyebabkan kerontokan secara perlahan.
Cara mengatasi rambut rontok
Penanganan terhadap masalah rambut rontok akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Contohnya, jika rambut rontok disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama masa persalinan, maka biasanya kondisi ini bersifat sementara, dan rambut akan kembali tumbuh dengan normal dalam waktu sekitar 6 hingga 9 bulan setelah melahirkan.
Di sisi lain, apabila rambut rontok disebabkan oleh faktor stres yang berlebihan, dokter akan merekomendasikan agar pasien menjalani terapi psikologis, seperti konseling atau psikoterapi, untuk membantu mengelola dan mengurangi tingkat stres tersebut.
Sementara itu, ketika rambut rontok disebabkan oleh kekurangan gizi atau pola makan yang tidak seimbang, dokter akan menyarankan untuk meningkatkan asupan gizi dengan menambahkan makanan yang kaya akan nutrisi, serta mengonsumsi suplemen multivitamin untuk mendukung kesehatan rambut dan kulit kepala.
Tindakan medis lain dapat dipertimbangkan ketika seseorang merasa terganggu dengan penampilannya akibat rambut rontok. Terdapat sejumlah metode penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kerontokan rambut tersebut yaitu:
1. Penggunaan sampo khusus rambut rontok.
2. Cangkok atau transplantasi rambut, untuk mengatasi kebotakan akibat rambut rontok.
3. Pemberian obat oles kulit kepala yang mengandung minoxidil.
4. Pemberian obat minum yang mengandung finasteride atau spironolactone.