KabarMakassar.com — Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna serta alasan yang mendalam dalam tradisi Islam. Bukan hanya sekadar perayaan, hari tersebut juga merupakan bentuk penghormatan dan ungkapan cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama dalam kehidupan mereka.
Melalui perayaan ini, umat Islam memperdalam pemahaman tentang ajaran-ajaran Nabi serta berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, ini juga dilakukan untuk memperkuat spiritualitas dan ketakwaan mereka. Maulid Nabi juga berfungsi sebagai momen dalam mempererat hubungan antar sesama Muslim.
Maulid Nabi telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam yang tidak bisa dipisahkan dari budaya Nusantara. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat dan ciri khas tersendiri dalam memperingatinya.
Dilansir dari NU Online, Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitab Syarh Maulid ad-Diba’i menyatakan, setidaknya ada lima alasan mengapa harus merayakan Maulid Nabi yakni:
1. Merayakan Maulid Nabi sebagai bentuk rasa bahagia juga gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW bermanfaat di dunia dan akhirat.
Abu Lahab, paman Nabi yang dikenal sebagai seorang yang membenci dakwah Nabi diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Hal ini karena Abu Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW Bahkan, saking gembiranya atas kelahiran sang keponakan, Abu Lahab memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaib.
قال عروة وثويبة مولاة لأبي لهب كان أبو لهب أعتقها فأرضعت النبي صلى الله عليه و سلم فلما مات أبو لهب أريه بعض أهله بشرحيبة قال له ماذا لقيت ؟ قال أبو لهب لم ألق بعدكم غير أني سقيت في هذه بعتاقتي ثويبة.
Artinya:
Urwah mengatakan, Tsuwaibah adalah budak perempuan milik Abu Lahab. (Ketika Nabi Muhammad lahir) Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah kemudian Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad (yang baru lahir). Maka, ketika Abu Lahab wafat, sebagian keluarganya bermimpi bertemu Abu Lahab. Sayangnya, Abu Lahab terlihat sangat memprihatinkan keadaannya. Keluarganya bertanya, “Apa yang telah terjadi denganmu?” Abu Lahab menjawab, “Tidak ada kenikmatan bagiku setelah berpisah dengan kalian kecuali aku diberikan minum di tempat ini (alam akhirat) karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah (HR al-Bukhari).
2. Nabi Muhammad SAW banyak bepuasa di hari Senin sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya. Karena dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW manusia menemukan cahaya agama Islam. Tentu, sebagai umatnya harus merasa sangat bersyukur dengan kelahiran Baginda Nabi.
عن أبي قتادة الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم سئل عن صوم الاثنين ؟ فقال فيه ولدت وفيه أنزل علي
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa suatu ketika Rasulullah ditanyai mengenai kebiasaannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah pun bersabda,” Di hari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim).
3. Allah SWT memerintahkan kita untuk berbahagia dengan sebab rahmat dan pertolongan yang Allah SWT berikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira (QS Yunus: 58).
Dan rahmat terbesar yang Allah SWT berikan bagi kita adalah lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Al-Quran menegaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah bagi alam semesta.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semesta (QS Al-Anbiya’: 107).
4. Perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan pembacaan sejarah kehidupan nabi. Mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan hingga mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi. Tentu hal ini akan menambah rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW serta memantapkan keimanan kita.
Perayaan Maulid Nabi juga sebagai wadah untuk mengajak umat Islam membaca shalawat kepada Nabi. Allah telah berfirman dalam Al-Quran agar umat Islam banyak membaca shalawat:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab: 56).
5. Perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah (baik) yang telah diajarkan turun-temurun oleh umat Islam sebelumnya. Apalagi perayaan Maulid Nabi umumnya diiringi dengan ceramah agama serta nasihat yang bermanfaat serta suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin. Para ulama mengambil dalil bid’ah hasanah dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas’ud:
قال عبد الله بن مسعود ما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن و ما رآه المسلمون سيئا فهو عند الله سيىء
Artinya:
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, bahwa perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk disisi Allah (HR Ahmad).
Makna penting dari Maulid Nabi
1. Penghormatan dan cinta kepada Nabi
Maulid merupakan kesempatan bagi umat Islam dalam menunjukkan cinta dan penghormatan mereka kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah dan teladan hidup.
2. Menggali teladan Nabi
Perayaan ini juga merupakan waktu untuk merefleksikan serta mengamalkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peningkatan spiritual
Merayakan Maulid Nabi sering kali melibatkan kajian, ceramah, juga doa yang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan spiritualitas umat Islam.
4. Mengokohkan persatuan
Maulid Nabi berfungsi sebagai momen dalam mempererat tali persaudaraan dan persatuan di antara umat Islam.
Secara keseluruhan, Maulid Nabi merupakan waktu bagi umat Muslim untuk menghormati serta merayakan kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam memperkuat komitmen dan mengikuti ajaran-ajarannya.