KabarMakassar.com — Bahasa Makassar merupakan bahasa daerah yang identik dengan penggunaan imbuhan seperti ‘di, meki, pale’ dan lainnya. Logat atau aksen yang khas juga membuat orang Makassar mudah dikenali bahkan saat berada di luar Sulawesi Selatan.
Bagi yang ingin belajar atau mencoba penggunaan partikel logat Makassar dapat menyimak contoh berikut agar lebih mudah memahami cara menambahkan imbuhan dalam kalimat yang akan digunakan.
1. Partikel ‘di’
“Apa di’ susahka jelaskanki kalau tidak ada gambarnya”.
Jika menggunakan bahasa Indonesia non formal artinya akan seperti ini.
“Apa yah, aku susah ngejelasin kalau ga ada gambarnya”.
Partikel “di” pada penggalan kalimat diatas dapat dimaknai seperti imbuhan “yah” dalam bahasa Indonesia. Bisa juga bermakna permintaan, contohnya seperti.
“Temanika di’ makan coto besok”
Yang artinya, “Temani aku yah makan coto besok”.
2. Partikel ‘meki’
“Di sini meki saja belanja banyak sekali promonya weh”
Jika dalam bahasa Indonesia non formal artinya, “Di sini saja belanjanya promo yang ada banyak banget”.
Kata “meki” di atas memiliki makna seperti kata “saja”. Penggunaan kata “meki” dalam penggalan kalimat di atas memberi penegasan pada kata “di sini”.
3. Partikel ‘pale’
“Minta maafka pale’ tidak ada maksudku kasi begituki”
Yang artinya dalam bahasa Indonesia non formal adalah “Aku minta maaf, aku gak bermaksud begitu sama kamu”.
Partikel “pale” pada penggalan kalimat di atas dapat bermakna permintaan. Selain itu, partikel tersebut juga bisa bermakna penegasan akan sesuatu, contohnya.
“Kau pale kemarin yang saya liat di Nipah”
Yang artinya “Ternyata kamu yang aku liat kemarin di Nipah”
Dilansir dari laman resmi GoodNews From Indonesia menentukan kapan menggunakan beberapa partikel di atas secara tepat perlu melibatkan intuisi serta pengalaman menjadi orang Bugis-Makassar.
Kendati butuh pemahaman konteks yang lebih banyak, dengan adanya contoh kalimat tersebut dapat membantu lebih mengenal beberapa partikel logat dari kota Makassar.