KabarMakassar.com — Kematian massal ikan di muara sungai Desa Marana, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros. Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan bahwa kemungkinan terjadi karena adanya indikasi bakteri.
Hal tersebut disampaikannya saat ditemui setelah melakukan kunjungan dibeberapa Sekertariat Partai Politik di Kabupaten Maros, Sabtu (4/5) sore.
“Kami sudah langsung hari itu juga, pada tanggal 1 Mei itu langsung mendapatkan informasi dan malam harinya tim dari Balai Riser Perikanan, Budidaya Air Payau dan Penyuluh Perikanan beserta Dinas Perikanan langsung menuju ke lokasi tersebut,” ujarnya.
Dimana, menurut Chaidir Syam, pada malam hari atau tepatnya pada jam 7 malam di hari itu dilakukan pengambilan sampling, serta pada beberapa lokasi dilakukan pengukuran kualitas air oleh pihak Balai Riset Perikanan, Budidaya Air Payau.
Chaidir Syam menambahkan, karena adanya indikasi bakteri yang berpendar ditemukan di perairan dan berpotensi menimbulkan penyakit pada organisme akuatik.
“Jadi kematian ikan massal itu diasumsikan juga bukan terjadi karena aspek penyakit. Mungkin karena adanya bakteri,” sambungnya.
Kemudian, Bupati Maros kembali melanjutkan, beredar dimasyarakat pada saat kegiatan pengambilan sampling di sungai tersebut, kejadian kematian ikan massal terjadi pada saat pasang.
“Dimana ikan-ikan mati berasal dari pesisir yang masuk ke muara sungai. Jadi baru informasi yang telah dikumpulkan oleh Balai Riset,” katanya.
Chaidir Syam memaparkan bahwa secara umum jenis ikan yang mati adalah jenis ikan muara estuari. Katanya, ikan yang mati massal tersebut tidak ditemukan ikan yang dipelihara di tambak.
Lebih lanjut, Chaidir Syam membeberkan bahwa sementara ini ada zat toksin dengan jumlaj konsentrasi yang besar masuk ke dalam perairan dan menyebabkan kematian ikan.
“Kejadian ini diasumsikan bukan karena proses alamiah dalam perairan. Jadi untuk informasi mendalamnya saat ini zat toksin lagi dianalisa di Laboratorium Lingkungan oleh BRPBAP3 Maros,” lanjutnya.
Sehingga, Chaidir Syam mengaku akan menunggu hasil dari Laboratorium tersebut agar tidak terjadi simpangsiur dan menjaga harmonisasi masyarakat.
“Maka kita lakukan satu komando Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan dan BRPBAP3 dengan segala kapasitas yang dimiliki, sehingga kita berharap mari kita sabar dulu menunggu hasil Laboratorium,” tutupnya.