kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Banjir Rendam 1.000 Hektare Lahan di Maros, Pemprov Sulsel Siapkan Bantuan Hingga Benih

Banjir Rendam 1.000 Hektare Lahan di Maros, Pemprov Sulsel Siapkan Bantuan Hingga Benih
Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry saat mengunjungi korban banjir di Maros (Dok: Ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Cuaca ekstrem menyembabkan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) seperti Kota Makassar dan Kabupaten Maros terdampak banjir.

Menindaklanjuti hal tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry yang sebelumnya telah melakukan peninjauan langsung kondisi banjir di beberapa titik di Kota Makassar bertolak ke Kabupaten Maros untuk meninjau kondisi masyarakat.

Pemprov Sulsel

Didampingi oleh Bupati Maros, Chaidir Syam, dilakukan peninjauan kondisi warga terdampak banjir pada Kamis (13/02). Mereka meninjau posko dapur umum di Masjid Raya Maros serta lokasi banjir di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru.

Menurut Prof Fadjry Djufry, banjir telah merendam sekitar 1.000 hektare lahan di Kecamatan Maros Baru, termasuk 209 hektare sawah di Desa Mattirotasi.

Diketahui, tanaman padi yang terdampak beragam usia, mulai dari 10 hingga 40 hari. Tetapi, berdasarkan pengalaman sebelumnya, ia optimis sebagian besar tanaman padi masih bisa bertahan jika genangan cepat surut.

“Kita berdoa bersama agar kawasan yang tergenang ini segera surut sehingga dapat menghindari puso. Jika pun terjadi puso, kami telah menyiapkan benih bantuan agar petani bisa segera menanam kembali,” tukasnya.

Sebagai bentuk kepedulian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah menyalurkan bantuan berupa satu ton beras, perlengkapan bayi, serta makanan instan bagi warga terdampak.

Selain itu, tim gabungan dari TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus bekerja untuk memastikan kondisi kembali normal.

Prof Fadjry Djufry juga mengapresiasi langkah cepat Bupati Maros dalam menangani banjir, yang menurutnya telah membantu meminimalkan dampak bencana bagi warga.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga 17 Februari 2025 mendatang. Pemerintah daerah bersama OPD terkait telah bersiap siaga menghadapi potensi bencana lebih lanjut guna memastikan keselamatan warga.

harvardsciencereview.com