kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Bandara Sultan Hasanuddin Gunakan Teknologi AI di Area Parkir Pesawat

Direct Flight Makassar-Balikpapan, Dorong Wisata dan Ekonomi Lokal
Ilustrasi Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — PT Angkasa Pura Indonesia, pengelola Bandara Sultan Hasanuddin, terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan efisiensi dan layanan di bandara.

Salah satu inovasi yang sedang diuji coba adalah penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk optimalisasi area parkir pesawat (parking stand).

Pemprov Sulsel

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan manfaat nyata bagi pengguna jasa bandara.

General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Sultan Hasanuddin, Minggus Gandeguai, menjelaskan bahwa uji coba penggunaan AI dalam optimalisasi parking stand pesawat saat ini sedang berlangsung.

“Untuk saat ini, kami masih menjalankan uji cobanya terlebih dahulu untuk parking stand pesawat,” ujarnya, Kamis (17/10).

Teknologi AI akan membantu dalam penjadwalan dan penempatan pesawat secara lebih efisien, sehingga operasional bandara dapat berjalan lebih lancar.

Minggus mengaku, selain optimalisasi area parkir pesawat, Bandara Sultan Hasanuddin juga tengah mempertimbangkan pemanfaatan AI untuk meningkatkan efektivitas pemantauan melalui closed-circuit television (CCTV).

Dengan penerapan AI, pemantauan pelayanan dan keamanan di bandara dapat dilakukan secara lebih canggih dan terintegrasi. Teknologi ini diharapkan mampu mendeteksi situasi tidak biasa atau kejadian darurat secara otomatis, sehingga respons penanganan dapat dilakukan lebih cepat.

Disisi lain, Minggus Gandeguai juga menanggapi rencana penurunan harga tiket penerbangan yang tengah menjadi perhatian. Menurutnya, PT Angkasa Pura Indonesia mendukung penuh upaya tersebut dan berharap bahwa kebijakan penurunan harga tiket dapat berdampak positif terhadap peningkatan jumlah penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin.

“Dengan turunnya harga tiket, kami berharap terjadi peningkatan pergerakan penumpang yang akan berdampak positif bagi operasional bandara,” katanya.

Untuk informasi, secara nasional Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor layanan bandara semakin meningkat dan telah menjadi bagian integral dalam meningkatkan efisiensi operasional serta pengalaman penumpang.

Dalam acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) pada Kamis (10/10) kemarin, Technology & Digitalization Group Head PT Angkasa Pura Indonesia, Wahyu Cahyadi, memaparkan bahwa AI kini sudah digunakan di berbagai aspek operasional bandara.

Wahyu menjelaskan bahwa teknologi CCTV Analytics berbasis AI telah memudahkan petugas bandara dalam memantau kepadatan di berbagai area.

Dengan fitur tersebut, petugas dapat segera mengambil tindakan untuk mengurai antrian atau keramaian. Jika ditemukan titik kepadatan di area tertentu seperti ruang tunggu, maskapai akan segera diminta untuk menambah konter check-in guna mempercepat proses.

Selain itu, teknologi CCTV Analytics juga dimanfaatkan untuk mendeteksi perilaku yang mencurigakan dan mengidentifikasi potensi bahaya di bandara. AI telah dilatih untuk mengenali gerakan mencurigakan, seperti seseorang yang terus-menerus berada di satu area atau meninggalkan barangnya dalam waktu lama.

Hal ini memungkinkan tim keamanan untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan saat terdeteksi adanya ancaman atau anomali.

Di Bandara Soekarno-Hatta contohnya, saat ini sedang dilakukan uji coba penggunaan autogate di Terminal 3 sebagai bagian dari pemanfaatan AI yang lebih canggih. Autogate ini dirancang untuk memudahkan wisatawan dalam proses check-in dengan menggunakan teknologi biometrik.

Teknologi biometrik berbasis AI ini merupakan yang tercanggih dan bertujuan mempercepat proses pemeriksaan identitas penumpang.

Selain inovasi tersebut, PT Angkasa Pura Indonesia juga mengembangkan aplikasi ‘Traveling: Injourney Airport’ yang didukung teknologi AI. Aplikasi ini bertujuan memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam mencari informasi terkait perjalanan, mulai dari rekomendasi rute hingga detail penerbangan dan layanan di bandara.

Dalam diskusi, Wahyu juga menyinggung penerapan teknologi AI di luar negeri, salah satunya di Korea Selatan. Menurutnya, bandara di Korea Selatan memiliki sistem biometrik yang sangat canggih, bahkan mampu mengenali seseorang meskipun telah mengalami perubahan fisik signifikan akibat operasi plastik. Kemampuan ini menjadi salah satu tolok ukur penerapan teknologi AI di sektor bandara yang terus berkembang.

Indonesia Tourism Outlook 2025 mengusung tema “Integrasi Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dan Artificial Intelligence (AI) Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia,” dan menghadirkan sejumlah pembicara kunci, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Sesi diskusi juga diisi oleh berbagai pakar, mulai dari akademisi hingga praktisi industri pariwisata.

Acara yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) ini mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sejumlah perusahaan seperti Telkomsel, BRI, dan Swiss-Belhotel, yang turut berkomitmen mendorong pariwisata berkelanjutan di Indonesia melalui integrasi teknologi dan ekonomi hijau.