KabarMakassar.com — Berdasarkan sebuah penelitian, seseorang yang rutin membaca Al-Quran berpotensi terhindar dari berbagai penyakit di antaranya penyakit Alzeimer atau gampang lupa dan kepikunan. Hal ini dikarenakan saat seseorang membaca Al-Quran dengan tartil, orang tersebut sudah melakukan gerakan-gerakan yang banyak dilakukan pada senam lidah.
Senam lidah sendiri merupakan sebuah gerakan menggerakkan lidah ke depan, ke samping kanan dan kiri untuk membiasakan syaraf lidah yang berhubungan dengan otak besar. Karena saat badan menjadi tua dan lemah, tanda-tanda yang muncul terlebih dahulu adalah lidah menjadi kaku dan kadang lidah gampang tergigit sendiri.
Dilansir dari NU Online, makharijul huruf yang ada pada bacaan Quran ternyata banyak yang mengandung gerakan senam lidah. Hal tersebut menjadi bukti bahwa Al-Quran merupakan mukjizat nyata dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi firman-firman Allah dengan berbagai fungsi bagi kemaslahatan kehidupan manusia di dunia.
Selain sebagai mukjizat, Al-Quran juga mampu menjadi obat, penerang serta mampu memberikan syafa’at di hari akhir.
Fungsi diturunkan Al-Quran berdasarkan ayat 185 dari surat Al-Baqarah ialah:
Pertama, sebagai petunjuk bagi manusia. Sebagai pencipta manusia, maka Allah SWT lah yang tahu dan paling berhak membuat petunjuk bagi manusia.
Kedua adalah sebagai penjelasan dari petunjuk. Artinya, Allah SWT memberikan petunjuk akan satu hal tidak hanya dalam satu ayat saja, tetapi biasanya diperjelas lagi pada beberapa ayat, bisa berurutan, atau tidak.
Ketiga adalah sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah.
Menurut dokter Farida Juliantina Rachmawaty, sudah banyak diakui dan dibuktikan bahwa Al-Quran memuat informasi ilmiah yang tersirat dan tersurat yang baru diketahui setelah ratusan, ribuan tahun setelahnya. Banyak ilmuwan yang masih mengkaji dan meneliti rahasia yang masih sangat banyak terkandung dalam Al-Quran.
Berbeda dengan bahasa yang lain, bahasa Al-Quran sangat presisi yang menuntut pembaca melakukannya dengan benar. Berbeda mahroj, panjang pendek (mad) dalam membaca, dapat memiliki arti yang begitu berbeda. Tidak ada bahasa di dunia yang apabila dibaca panjang atau pendek akan berbeda arti, namun dalam Al-Quran dapat memiliki makna yang berbeda.
Begitupun dalam pengaturan nafas saat membaca, bahasa-bahasa lain tidak memiliki kaidah mengatur nafas secara baku. Namun dalam Al-Quran sangat jeli dan teliti. Seseorang yang sedang membaca Al-Quran tidak diperbolehkan sembarang membaca atau berhenti.
Terdapat kaidah yang harus diikuti sehingga pembaca harus mengatur nafasnya dan menahan sejenak untuk tidak bernafas. Kondisi ini dapat diasumsikan dengan kondisi ‘hypoxia Intermittent.’ ‘Hypoxia intermitten’ tingkat sedang pada awal kehidupan dapat mempercepat perkembangan otak dan meningkatkan kemampuan, yang berkaitan dengan peningkatan neurogenesis dan plastisitas sinaptik.
Secara fitrah seseorang setelah memasuki usia lanjut akan mengalami penurunan fungsi termasuk juga fungsi otak sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surah Yasin ayat 68: “Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?”.
Penelitian juga dilakukan pada hewan coba serta pada manusia untuk membuktikan bahwa intermitten hypoxia justru dapat memperbaiki fungsi otak. Hal ini sesuai dengan pengujian yang dilakukan pada sekelompok lansia, Adaptasi terhadap intermitten hypoxia sedang dapat meningkatkan oksigenasi serebral dan serebrovasodilatasi yang diinduksi hipoksia sehingga meningkatkan memori dan perhatian jangka pendek pada pasien usia lanjut.
Jika melihat sekeliling, di sekitar kita dapat diketahui bahwa para hafidz serta hafidzah, ulama dan orang-orang yang secara konsisten membaca Al-Quran dengan baik dan benar tidak mengalami kepikunan hingga usia lanjut.
Membaca Al-Quran dapat membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan mental dan spiritual seseorang. Al Quran juga dapat membantu seseorang tetap segar sepanjang hayat dan terhindar dari resiko pikun karena:
- Latihan kognitif, dengan membaca Al-Quran melibatkan pemahaman, konsentrasi, dan memori, sehingga melatih otak dan mengurangi resiko pikun pada usia lanjut.
- Menenangkan pikiran, melalui bacaan Al-Quran, seseorang dapat mencapai ketenangan batin, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Menghubungkan diri dengan kitab suci memberi rasa kedamaian serta kebahagiaan yang mendalam, juga membantu melawan rasa cemas dan kegelisahan.
- Meningkatkan daya ingat, membaca Al-Quran secara rutin dapat membantu meningkatkan daya ingat, membuat seseorang lebih tajam dan cerdas.
- Mencari hikmah, Al-Quran mengandung banyak hikmah dan pelajaran hidup yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, juga membantu seseorang lebih tenang dalam menghadapi berbagai ujian dan perubahan.
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang konsisten membaca Al-Quran dengan benar akan menurunkan risiko pikun.