kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Awas, Leptospirosis Bisa Muncul Saat Banjir Picu Penyakit Mematikan!

Awas, Leptospirosis Bisa Muncul Saat Banjir Picu Penyakit Mematikan!
Ilustrasi tikus (Dok: Int)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Leptospirosis bisa muncul sebagai akibat dari terjadinya banjir. Menurut Alodokter yang menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menginfeksi manusia serta hewan.

Bakteri ini dapat bertahan di dalam air, sehingga saat masyarakat terpapar air banjir, mereka berisiko besar untuk terinfeksi penyakit ini. Penularan penyakit tersebut umumnya terjadi melalui air banjir yang terkontaminasi oleh bakteri itu. Gejala yang muncul akibat leptospirosis sangat bervariasi, mulai dari demam tinggi yang disertai dengan sakit kepala, mual, dan muntah, hingga nyeri otot yang cukup parah.

Pemprov Sulsel

Beberapa penderita juga bisa mengalami diare sebagai salah satu gejalanya. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis, maka leptospirosis berpotensi menyebabkan komplikasi yang sangat serius, termasuk kerusakan organ vital seperti gagal ginjal atau hati.

Selain itu, infeksi ini juga mampu menyebabkan meningitis, kesulitan bernapas, hingga berujung pada kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat. Oleh sebab itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan setelah terpapar air banjir.

Kasus leptospirosis cenderung mengalami peningkatan yang signifikan setelah terjadinya banjir atau pada musim hujan. Hal itu disebabkan oleh fakta bahwa pada musim hujan, masyarakat lebih sering terpapar dan berinteraksi dengan air yang tercemar akibat banjir.

Cara penularan

Leptospirosis bisa menular kepada seseorang apabila mereka bersentuhan langsung dengan air atau tanah yang tercemar oleh cairan tubuh, seperti urin atau darah, dari hewan yang telah terinfeksi bakteri Leptospira.

Sejumlah jenis hewan yang dapat menjadi sumber penularan leptospirosis termasuk diantaranya tikus, anjing, serta hewan ternak seperti sapi dan babi. Hewan-hewan tersebut mampu mengeluarkan cairan tubuh yang mengandung bakteri yang kemudian mencemari lingkungan sekitar mereka.

Ketika hujan lebat terjadi, urine dari hewan-hewan yang terinfeksi dapat tercampur dengan air hujan serta meresap ke dalam tanah atau membentuk genangan air di permukaan. Ketika terjadi banjir atau genangan air, maka cairan tubuh hewan yang mengandung bakteri Leptospira ini bisa terbawa oleh air dan tersebar luas.

Apabila seseorang tidak sengaja terpapar dengan air banjir tersebut, misalnya saat berjalan melintasi area yang terendam, mereka berisiko besar untuk terinfeksi penyakit leptospirosis.

Gejala

Gejala leptospirosis biasanya mulai muncul dalam rentang waktu 5 sampai dengan 14 hari setelah seseorang terpapar bakteri Leptospira. Tetapi, ada kemungkinan gejala muncul lebih cepat, yaitu pada hari kedua setelah terpapar, atau bahkan lebih lama, hingga mencapai 30 hari setelah kontak dengan bakteri tersebut. Gejala awalnya adalah:

-Diare

-Nyeri perut

-Penyakit kuning (kulit dan mata menguning)

-Ruam kulit

-Batuk

-Demam

-Sakit kepala

-Nyeri otot

-Mata merah

-Muntah

Leptospirosis tidak hanya menyerang penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir, akan tetapi juga sering dialami oleh orang-orang yang bekerja di luar ruangan atau mereka yang sering berinteraksi langsung dengan hewan.

Selain itu, penyakit tersebut juga bisa menginfeksi individu yang terpapar air atau tanah yang terkontaminasi saat melakukan berbagai aktivitas luar ruangan. Sejumlah aktivitas yang dapat meningkatkan risiko terpapar leptospirosis antara lain berenang, mendayung perahu, atau berkebun di area yang berisiko terkontaminasi.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit infeksi leptospirosis. Salah satunya adalah mengonsumsi air dari sumber yang berpotensi terkontaminasi oleh bakteri Leptospira, seperti air banjir, air sungai, atau air ledeng yang kualitasnya buruk dan tidak terjamin kebersihannya.

Mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh air yang tercemar juga dapat menjadi penyebab penularan penyakit ini. Aktivitas lain yang berisiko ialah mandi atau berendam dalam air yang tercemar, baik itu air banjir atau air tawar yang terkontaminasi. Hal ini menjadi lebih berbahaya terutama jika seseorang menyelam atau memiliki luka terbuka pada tubuhnya yang bersentuhan langsung dengan air yang terkontaminasi.

Pencegahan

Untuk mencegah penularan leptospirosis, maka langkah utama yang perlu dilakukan adalah menghindari kontak dengan atau mengonsumsi air yang berpotensi tercemar bakteri. Jika hal ini sulit untuk dihindari, maka dapat mengambil beberapa tindakan pencegahan berikut guna meminimalkan risiko terinfeksi leptospirosis:

1. Mengenakan pakaian yang tahan air atau sepatu boot jika mengunjungi area banjir atau tanah yang mungkin terkontaminasi urine hewan.

2. Menyimpan makanan, air, serta sampah di wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi hewan pengerat.

3. Tidak mengonsumsi makanan yang mungkin telah bersentuhan dengan tikus.

4. Merebus air minum hingga matang, terutamanya jika air tersebut diambil dari sumber yang mungkin terkontaminasi urine hewan atau limpahan air banjir.

5. Menutup luka ataupun lecet pada kulit dengan perban serta penutup lain yang kedap air.

6. Tidak menelan, berenang, dan mandi di air banjir atau sumber air apa pun yang mungkin terkontaminasi urine hewan atau air banjir.

harvardsciencereview.com