kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Atasi Krisis Air Bersih Pemkab Maros Bangun Booster

Atasi Krisis Air Bersih Pemkab Maros Bangun Booster
Chaidir Syam, Bupati Maros. (Dok : Yusril KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakasaar.com — Krisis air bersih yang terus menghantui Kecamatan Bontoa di Kabupaten Maros telah menjadi isu yang belum terselesaikan selama bertahun-tahun. Pemerintah Kabupaten Maros, melalui berbagai inisiatif, telah berupaya mengatasi permasalahan ini.

Salah satu langkah signifikan adalah pembangunan booster air bersih di Kecamatan Lau, yang bertetangga dengan Bontoa. Booster ini dirancang untuk menampung dan menyalurkan air ke Kecamatan Bontoa melalui jaringan pipa yang telah disiapkan.

Pemprov Sulsel

Bupati Maros, Chaidir Syam, menjelaskan bahwa proyek pembangunan booster ini sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu.

“Kami menargetkan uji fungsi akan dilaksanakan pada bulan Agustus atau September mendatang,” ungkap Chaidir pada Rabu (10/07).

Saat ini, proses pembangunan hanya menyisakan tahap pemagaran area sekitar booster. Proyek ini telah menghabiskan anggaran sekitar Rp4 miliar, yang terdiri dari Rp2,5 miliar pada tahap pertama dan Rp750 juta pada tahap kedua. Selain itu, biaya untuk pembebasan lahan mencapai sekitar Rp800 juta.

Chaidir berharap bahwa dengan selesainya pembangunan booster ini, kebutuhan air bersih bagi seluruh warga Bontoa, termasuk di desa-desa terpencil seperti Desa Pajukukang dan Desa Bonto Bahari, dapat terpenuhi.

Kondisi di Kecamatan Bontoa sendiri sangat mengkhawatirkan, bahkan sebelum musim kemarau tiba, warga sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Di Dusun Panaikang, Desa Pajukukang, misalnya, warga terpaksa bergantung pada sumur tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Seorang warga setempat, Hasna, menyampaikan bahwa selama tiga bulan terakhir, mereka sudah merasakan dampak kekeringan yang signifikan.

“Untuk mencuci dan kebutuhan lainnya, kami menggunakan air dari sumur tadah hujan. Tapi untuk air minum, kami harus membeli air galon atau menampung air hujan,” ujar Hasna.

Sayangnya, air di sumur tadah hujan tersebut kini mulai mengering dan tercemar sampah plastik, mengakibatkan warga sering mengalami gatal-gatal.

Dengan kondisi yang semakin memburuk, harapan masyarakat kini tertuju pada proyek booster air bersih ini.

Diharapkan, keberhasilan uji fungsi booster ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah air bersih di Kecamatan Bontoa dan sekitarnya, serta membawa perubahan signifikan bagi kesejahteraan warga setempat.