kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

9 Lirik Lagu Daerah Sulawesi Selatan Populer Beserta Maknanya

9 Lirik Lagu Daerah Sulawesi Selatan Populer Beserta Maknanya
Ilustrasi (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com – Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kaya akan ragam budaya dan dialek bahasa daerah. Hal ini termasuk lagu-lagu daerah Sulsel yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Lagu-lagu yang memiliki makna yang dalam dari segala tema lagu daerah Sulawesi Selatan. Liriknya yang menggambarkan kerinduan, semangat hingga problem cinta seperti ditinggalkan kekasih.

Walau umumnya saat ini lagu-lagu daerah biasa didengar dalam acara pernikahan, acara besar/penting daerah dan lomba kedaerahan.

Berikut ini 9 lagu daerah Sulawesi Selatan populer beserta maknanya, yang dirangkum tim Kabar Makassar dari berbagai sumber:

1. Anging Mammiri

Lagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir merupakan lagu tradisional di Sulsel yang berasal dari Suku Bugis. Lagu yang diciptakan oleh Borra Daeng Ngirate sekitar tahun 1940-an, ini kerap menjadi pengiring tarian atau penyambutan di acara-acara resmi.

Lagu ini mengisahkan tentang kerinduan seorang wanita yang begitu mendalam kepada kekasihnya. Akibat hubungan jarak jauh, rasa rindu itulah yang membuat dirinya gelisah.

Dalam liriknya digambarkan wanita itu selalu berdiri di ujung jendela sambil melantunkan syair-syair ungkapan kerinduan. Hingga ajaibnya kekasihnya kembali dari perantauan dan mereka bersama.

Sejak itulah, Anging Mamiri menjadi populer dan erat kaitannya dengan kerinduan.

2. Sajeng Rennu

Lagu ini juga lagu berbahasa Bugis. Lagu ini belakangan menjadi sangat booming di blantika musik Sulsel. Di radio-radio dan acara-acara hajatan lagu daerah Sulawesi Selatan ini tidak pernah absen dinyanyikan.

Diciptakan Yusuf Alamudi dan Jafar Abu, Sajang Rennu mengisahkan seseorang yang tenggelam dalam dunia asmara yang tidak kesampaian atau patah hati karena impian cinta tak jadi kenyataan.

Lagu ini mengisahkan seseorang yang tenggelam dalam dunia asmara, dan sedang patah hati karena impian hidup bersama sang kekasih tidak kesampaian.

Sejumlah pengguna media sosial menjadikan lagu ini sebagai backsound pada video yang menceritakan kisah percintaannya. Tidak hanya itu, lagu ini juga sering dinyanyikan di acara-acara hajatan di daerah Sulawesi Selatan.

3. Marendeng Marampa

Lagu ini dikategorikan juga sebagai lagu kebangsaan Suku Toraja di Sulsel. Menceritakan keindahan tanah asal dan sekaligus tentang budaya merantau ke negeri orang yang banyak dilakukan orang-orang Toraja.

Toraja memang dikenal selama ini sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia setelah Bali. Namun kemudian redup dan belakangan kembali bangkit pariwisatanya. Setelah mendengar, sepertinya Anda akan semakin tertarik berkunjung ke Toraja.

4. Ati Raja

Lagu ini diciptakan oleh salah satu keturunan Tionghoa asal Makassar bernama Hoe eng Djie, yang diiringi orkes musik China. Liriknya menceritakan tentang ucapan syukur dan sikap berserah diri pada Tuhan.

Lagu ini punya makna mendalam tentang spiritual. Bahwa Tuhan hanya satu dan hanya Dia, tempat kita untuk meminta dan memohon.

Walau manuasia, punya keinginan, tapi Tuhanlah yang akan mengabulkan mana yang terbaik untuk diberikan kepada umatnya.

5. Pakarena

Pakarena ini lagu yang sering digunakan sebagai lagu pengiring tarian. Menceritakan dua penghuni negeri yang berbeda yaitu botting langi (negeri kayangan) dan penghuni lino (bumi).

Pakarena diciptakan oleh Arsyad Basir dan dipopulerkan oleh Salma Rani dan Aulia Anas. Lagu daerah ini menceritakan mengenai dua penghuni negeri yang berbeda, yaitu penghuni di bumi (Lino) dan negeri kayangan (boting langi’).

Secara umum, masyarakat Sulawesi Selatan mengartikan lagu ini sebagai perpisahan dua orang yang berada di negeri berbeda.

Penghuni kayangan mengajarkan kepada penghuni bumi tentang tata cara hidup, seperti berburu, beternak, dan bercocok tanam. Di samping itu, lagu Pakarena sering digunakan sebagai media penghubung manusia dengan Tuhan.

6. Alosi Ri Polo Dua

Dalam bahasa Bugis, Alosi Ripolo Dua artinya Pinang Dibelah Dua. Sebuah peribahasa yang menunjukkan bahwa orang yang berjodoh umumnya punya kemiripan.

Lagu Alosi Ripolo Dua diciptakan oleh oleh Yusuf Alamudi, Ondho S. dan Rusni. Lagu ini kemudian dibawakan oleh Dian Ekawaty.

Lagu Bugis ini bercerita tentang sepasang kekasih yang ditakdirkan berjodoh lantaran memiliki kemiripan satu sama lain.

7. Anak Kukang

Lagu ini menceritakan tentang kisah sedih seorang anak yang hidup sebatang kara. Ia diduga dibuang orang tuanya karena masalah ekonomi.

Walau bercerita tentang kisah hidup yang menyedihkan, Anak Kukang begitu populer di masyarakat.

Itu karena lagu ini dibalut dalam lantunan yang syahdu dan merdu untuk didendangkan. Di samping itu, irama lagu tersebut juga mudah dihafal.

8. Sulawesi Pa’rasanganta

Sulawesi Pa’rasanganta diciptakan oleh B Mandjia. Liriknya berbahasa Makassar dan dilantunkan dengan tempo andante.

Lagu Sulawesi Pa’rasanganta kerap diputar pada acara perayaan atau dinyanyikan untuk sesi hiburan dalam berbagai acara formal. Lagu ini bahkan jadi materi pengajaran pada masa pemerintahan Soeharto.

Lagu ini bermakna kita harus saling menghargai dan mengingatkan agar kampung halaman menjadi damai dan tentram.

9. Ammak Ciang

Ammak Ciang diciptakan oleh Ho Eng Dji, salah satu musisi asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lirik lagunya menceritakan soal kecantikan seorang wanita, bernama Ciang.

Ciang digambarkan sebagai seorang perempuan keturunan Tionghoa yang bernama Ciang. Sementara, kata Ammak dalam bahasa Makassar berarti ibu.

Dengan perawakan seorang perempuan berkulit, mulus dan sudah tiga kali menikah. Walau begitu ia tetap dikagumi kaum lelaki.