kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

2 Bacabup Jeneponto Klaim Golkar, Pengamat Politik Sebut Hanya Incar Opini Publik

2 Bacabup Jeneponto Klaim Golkar, Pengamat Politik Sebut Hanya Incar Opini Publik
Pengamat Politik UNHAS Makassar, Andi Ali Armunanto (Dok : ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, dinamika politik di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan kian memanas. Dinamika tersebut baru-baru ini dimunculkan oleh dua kandidat bakal calon Bupati antara pasangan Paris Yasir – Islam Iskandar dan pasangan Syamsuddin Karlos – Baharuddin Nai.

Pasalnya, kedua pasangan tersebut mengklaim sudah mendapatkan pintu Partai Golongan Karya (Golkar). Klaim itu terjadi setelah pasangan Paris Yasir – Islam Iskandar memasang logo Partai Golkar di Balihonya.

Pemprov Sulsel

Sementara pasangan dari Syamsuddin Karlos – Baharuddin Nai juga mengklaim Partai besutan Airlangga Hartanto tersebut dengan memasang Logo Partai Golkar di Watermark fotografi.

Dengan munculnya saling klaim tersebut, publik tentunya merasa bingung siapa sebenarnya yang akan mendapatkan 6 kursi Partai Golkar di Pilkada Jeneponto nanti.

Menanggapi hal itu, Pengamat politik Universitas Hasanuddin Kota Makassar, Andi Ali Armunanto menilai teka-teki siapa yang akan mendapatkan rekomendasi kursi Partai Golkar di Pilkada Jeneponto masih menunggu hasil survei.

Menurut Andi Ali Armunanto, tidak ada yang salah ketika ada kandidat bakal calon bupati yang mengklaim seperti itu.

“Mungkin ada proses komunikasi terjaring antara kandidat dengan partai, yang sampai saat ini golkar juga belum mengumumkan nama kandidat calon bupatinya disetiap daerah,” ujarnya saat dikonfirmasi Tim Kabarmakassar.com, Kamis (11/7).

Dikonfirmasi soal penggunaan logo Partai Golkar yang dilakukan oleh kedua calon tersebut, Andi Ali Armunanto mengatakan jika itu merupakan strategi untuk mempengaruhi opini publik.

Sebab kata dia, Partai Golkar punya relasi yang kuat dengan masyarakat pemilih, sehingga pengunaan simbol Golkar tentu mempengaruhi pengarakan opini publik di tengah masyarakat.

“Calon kandidat ini mulai memasang balihonya dengan menggunakan Partai Golkar di tempat tempat yang strategis untuk mempengaruhi opini publik,” terangnya.

Namun untuk menentukan hal itu, Partai Golkar terlebih dahulu akan melakukan survei diakhir bulan Juli nanti.

Selanjutnya, Partai Golkar akan menentukan siapa calon kandidat yang akan diusung sehingga tim survei akan mendapatkan rekognisi dengan mendapatkan asosiasi dari pemilik Golkar.

“Saat muncul nama-namanya di survei nanti, dengan demikian kemungkinan besar ketika kandidat elektabilitasnya bagus akan dicalonkan oleh partai Golkar,” tuturnya.

Selain mengedepankan hasil survei, Partai Golkar juga disebut akan tetap mengutamakan kader Internal Partai untuk dicalonkan.

Namun hal itu bukanlah sebuah jaminan lantaran hasil survei yang akan menjadi acuan sehingga peluang kader Eksternal tetap terbuka lebar.

“Banyak kandidat mencoba menguntungkan dengan memasangkan logo simbol partai golkar di balihonya supaya bisa terjaring dari hasil survei-survei, apalagi proses dinamika dari Golkar dikenal sebagai partai kader yang pada umumnya memang selalu mengusung kadernya sendiri,” ungkapnya.

Apabila hal tersebut terjadi, maka otomatis akan memunculkan polemik dan dinamika sehingga saling tarik menarik dapat terjadi.

“Untuk menanggapi isu klaim terhadap Golkar juga dilakukan oleh calon untuk meneguhkan eksistensi bahwa kami ini kader murni Golkar bukan kader eksternal dan itu mempengaruhi opini publik,” tutup Andi Ali Armunanto.