kabarbursa.com
kabarbursa.com

Teror Busur Kian Meresahkan, HMI Takalar Minta Evaluasi Kasat Reskrim

Pelaku Teror Busur di Takalar Ditangkap, Dua Remaja Jadi Tersangka
Kondisi korban pembusuran di Takalar (Dok: Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Aksi teror busur yang kembali menghantui masyarakat Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, meninggalkan luka mendalam, baik fisik maupun psikis.

Seorang warga bernama Baharuddin Azis Daeng Sija (47), warga Kelurahan Sabintang, Kecamatan Pattallassang, menjadi korban terbaru dan hingga kini belum pulih total.

Busur besi yang tertancap di tubuhnya nyaris mengenai jantung. Ia telah menjalani operasi pengangkatan mata panah di RS Labuang Baji, Makassar, dengan total 17 jahitan. Saat ini, Baharuddin masih terbaring lemas di rumah karena kondisi kesehatan belum membaik.

“Masih belum bisa bangun dari tempat tidur. Karena masih terasa sakit sekali bekas jahitannya, dan pikiran masih stres dikarenakan pinjaman uang Rp30 juta rupiah dari orang lain entah mau dicarikan kemana untuk digantikan,” kata Baharuddin saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, dengan suara penuh tangis.

Biaya operasi yang tergolong perawatan umum itu tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Baharuddin mengaku sempat tertahan di rumah sakit karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.

“Saya hanya memiliki Rp10 juta hasil pinjaman istri. Untung ada bantuan keluarga, sehingga akhirnya saya bisa pulang,” ujarnya Baharuddin Azis Daeng Sija dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, upaya pengungkapan kasus ini masih jalan di tempat. Kasat Reskrim Polres Takalar, AKP Hatta, hanya memberikan jawaban singkat ketika dikonfirmasi wartawan.

“Masih penyelidikan,” singkatnya.

Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari berbagai pihak, salah satunya Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Takalar, Kasim. Ia mendesak Kapolres Takalar dan bahkan Polda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja AKP Hatta sebagai Kasat Reskrim.

“Kalau kasat reskrim tidak bisa menyelesaikan kasus pembusuran ini, berarti ada bagian penting yang hilang disebuah daerah yakni keamanan. Hal yang sangat fundamental ini menjadi tanda tanya untuk Polres Takalar jika terus membiarkan polemik ini berlarut-larut. Polda Sulsel harus mengevaluasi kasat reskrim Takalar,” tegas Kasim.

Hingga sepekan setelah kejadian, belum ada satu pun pelaku yang berhasil diidentifikasi maupun ditangkap. Aksi kriminalitas ini pun dikhawatirkan akan menimbulkan korban baru jika dibiarkan berlarut-larut.