KabarMakassar.com — Tekanan darah tinggi atau Hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan akhirnya menyebabkan stroke. Stroke merupakan kondisi ketika suplai darah ke otak berkurang sehingga pasokan oksigen dan nutrisi jaringan otak terganggu. Kondisi ini disebabkan oleh sumbatan (stroke nonhemoragik/iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik).
Tiap orang dianjurkan untuk tetap waspada dalam menjaga pola hidup dan kesehatan, karena hipertensi tak terkontrol bisa memicu penyakit stroke ini.
Penyakit stroke dapat terjadi pada siapa saja, terutama individu yang berisiko. Gejala atau tanda stroke bisa berupa sebelah wajah terkulai, kelemahan anggota gerak, dan kesulitan berbicara yang mendadak. Stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Tanpa penanganan yang tepat, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan dan masalah mental yang berdampak buruk pada kualitas hidup penderitanya.
Hipertensi atau darah tinggi sendiri ialah kondisi ketika tekanan darah berada pada angka 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, hingga stroke.
Tekanan darah tinggi yang terjadi terus-menerus dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini makin lama bisa membuat jantung membesar, merusak pembuluh darah, dan membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan baik.
Oleh karena itu, hipertensi harus segera ditangani. Setelah tekanan darah kembali normal, perlu terus dilakukan pemantauan dan bahkan penggunaan obat rutin agar tekanan darah selalu terkontrol.
Gejala stroke
Gejala stroke bergantung pada bagian otak yang terdampak.
1. F (Facial drooping). Apabila orang diduga stroke diminta untuk tersenyum, maka perhatikan kesimetrisan wajahnya, pada stroke, salah satu sisi wajah umumnya terkulai.
2. A (Arm weakness). Arahkan mereka untuk mengangkat kedua lengan dan tanyakan tentang keluhan mati rasa. Pada stroke biasanya ditemukan mati rasa atau kelemahan pada lengan.
3. S (Speech difficulty). Pada stroke umumnya ditemukan kesulitan berbicara.
4. T (Time). Bila memiliki gejala di atas maka segera hubungi layanan gawat darurat 119 atau instalasi gawat darurat terdekat. Perlu untuk mencatat kapan keluhan muncul pertama kali.
Berikut gejala stroke pada laki-laki dan perempuan yang umumnya terjadi, mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai, terutama pada satu sisi tubuh secara mendadak. Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, atau hilang keseimbangan. Secara mendadak kesulitan berbicara atau kesulitan memahami pembicaraan orang lain, tiba-tiba kebingungan (linglung), salah satu atau kedua mata mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba, nyeri kepala hebat secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya, muntah, kejang, penurunan kesadaran.
Stroke sendiri dapat menyebabkan berbagai komplikasi, yaitu:
- Kejang (gangguan aktivitas listrik di otak yang menyebabkan tubuh bergerak secara tidak terkendali).
- Infeksi saluran kemih (infeksi yang bsia terjadi pada ureter, ginjal, kandung kemih, dan uretra).
- Keterbatasan kemampuan fisik.
- Pneumonia aspirasi (zat asing masing ke paru-paru dan menginfeksi).
- Trombosis vena dalam (pembekuan pada pembuluh darah vena dalam).
- Stress ulcer.
- Depresi (gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang sedih sepanjang hari).
- Sepsis (komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi).
- Hiperglikemia (kadar glukosa darah yang sangat tinggi).
- Anemia (tubuh kekurangan sel darah merah).
- Hiponatremia (rendahnya kadar natrium dalam tubuh).
- Demensia (penurunan fungsi kognitif otak).
Cara mencegah stroke
Pencegahan stroke dikelompokkan menjadi pencegahan stroke berulang dan pencegahan pada yang belum pernah stroke. Penderita stroke yang sudah pulih, sebaiknya melakukan kontrol rutin ke dokter, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan disarankan untuk menghindari makanan berlemak, tinggi garam dan gula.
Cara mencegah stroke pada yang belum mengalami stroke adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, seperti:
1. Terapkan diet seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Konsumsi buah, sayur, dan makanan yang diolah dengan cara dikukus atau direbus. Selain itu batasi makanan berlemak (gorengan, makanan bersantan), gula murni, tepung-tepungan, atau makanan cepat saji.
2. Tidak merokok atau tidak menggunakan NAPZA dan alkohol merupakan upaya pencegahan stroke. Pasalnya, zat kimia rokok dan NAPZA dapat melemahkan dan merusak pembuluh darah, serta meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan.
3. Mengelola stres emosi dengan baik adalah salah satu langkah mencegah stroke. Cara mengelola stres adalah terhubung dengan orang tersayang, rutin berjemur dan berolahraga, teknik relaksasi, dan menumbuhkan self love.
4. Melakukan latihan fisik atau olahraga secara rutin. Dianjurkan olahraga secara teratur 3 sampai 5 hari seminggu, selama 30 hingga 45 menit. Olahraga bersifat aerobik dengan intensitas sedang, seperti bersepeda santai, berenang, atau jalan cepat.
5. Menjaga berat badan agar berada di rentang indeks massa tubuh (IMT) normal. Pada orang Asia, IMT normal: 18,5-22,9 kg/m².
6. Lakukan medical check up secara berkala bila terdapat faktor risiko stroke.