kabarbursa.com
kabarbursa.com

Sering Duduk Membungkuk, Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai

Sering Duduk Membungkuk, Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai
(Dok : ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Postur tubuh yang buruk akan memberikan kontribusi negatif bagi kesehatan. Posisi buruk tersebut termasuk posisi duduk bungkuk yang sering dilakukan oleh banyak orang.

Pada dasarnya, tubuh manusia dirancang untuk bergerak, bukan untuk duduk di kursi dalam waktu yang lama.

Pemprov Sulsel

Berikut risiko kesehatan yang mengintai apabila sering duduk membungkuk dilansir dari Hellosehat yang menjadi mitra resmi dari Kementerian Kesehatan.

1. Perubahan bentuk tulang belakang

Efek negatif yang paling menonjol jika berdiri atau duduk bungkuk adalah adanya perubahan kurva tulang belakang. Tulang belakang manusia memiliki bentuk alami yang seharusnya di jaga dengan baik. Jika menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berdiri atau duduk dengan posisi yang buruk, maka tulang belakang akan mendapat banyak tekanan. Perubahan kurva tulang belakang tidak hanya dapat menyebabkan rasa sakit jangka panjang dan ketidaknyamanan.

2. Memicu kelelahan

Ini merupakan salah satu gejala yang paling umum dari postur tubuh yang buruk. Untuk menahan tubuh dalam posisi yang tidak seharusnya, tubuh membutuhkan banyak energi yang dapat mengurangi kapasitas pernapasan sebanyak 30 persen. Ini menjadi alasan mengapa kebanyakan orang yang duduk dalam jangka waktu yang lama, akan mengeluh kelelahan setelah bangun.

3. Mengganggu pencernaan

Apabila mempertahankan posisi duduk bungkuk dalam jangka waktu yang panjang, organ pencernaan menjadi tersumbat, sehingga mengurangi efisiensi dan fungsi normal pencernaan. Karena pencernaan bekerja dengan lambat, maka akan memicu sembelit dan ketidaknyamanan.

4. Meningkatkan kemungkinan masalah kardiovaskular

Terdapat penelitian di Australia yang menunjukkan bahwa seseorang yang duduk sepanjang hari dengan postur tubuh yang buruk dapat memiliki kesempatan peningkatan masalah kardiovaskular. Selain akan mengalami tingkat harapan hidup yang lebih pendek juga memungkinkan untuk mengalami 147 persen peningkatan penyakit kardiovaskular.