KabarMakassar.com — Saat ini masyarakat dapat melakukan banyak hal tanpa perlu bergerak banyak atau keluar rumah, itu dilakukan hanya dengan menggunakan gadget. Fenomena ini menciptakan tren yang dikenal sebagai sedentary lifestyle atau ketidakaktifan fisik, yang artinya sebagian besar waktu yang dimiliki dihabiskan dalam posisi duduk atau berbaring. Ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan.
Menurut Kementerian Kesehatan, sedentary lifestyle merujuk pada kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur, di mana aktivitas fisik sangat minim dan menghasilkan sedikit kalori terbakar, kurang dari 1 metabolic equivalent.
Sedentary behavior sendiri merupakan perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur. Contohnya menonton TV dalam waktu lama, bermain video game, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk jarak pendek yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Semua ini mencerminkan gaya hidup yang kurang aktif.
Secara tidak disadari, banyak pula pekerja yang menjalani sedentary lifestyle, contohnya adalah pekerja kantoran yang menghabiskan sebagian besar waktunya di meja kerja.
Apabila kurang bergerak atau tidak banyak melakukan aktivitas maka akan ada banyak bahaya kesehatan yang mengintai pelakunya. Pola hidup yang tidak aktif memiliki dampak serius pada kesehatan. Berikut bahaya kesehatan bagi yang mengikuti sedentary lifestyle dilansir dari Alodokter yang menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan.
1. Memicu terjadinya obesitas
Pelaku sedentary lifestyle cenderung kurang aktif bergerak, jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh pun menjadi sedikit. Lemak dalam tubuh juga bisa menumpuk sehingga berat badan pelaku gaya hidup ini akan mudah naik. Kondisi ini lambat laun dapat memicu terjadinya obesitas.
Sebuah penelitian mengungkap fakta terkait hal ini. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa terbiasa duduk selama 8 jam atau lebih setiap hari mampu meningkatkan risiko terkena obesitas.
2. Menurunkan imunitas tubuh
Kemungkinan besar pengikut sedentary lifestyle ini akan memiliki imunitas tubuh yang lemah, apalagi jika gaya hidup ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian menunjukkan bahwa tidak aktif bergerak selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan dapat menyebabkan sistem imunitas tubuh menurun. Hal ini menyebabkan orang yang kurang aktif bergerak rentan untuk terkena infeksi dan penyakit.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Orang yang menjalani sedentary lifestyle rentan terkena diabetes tipe 2. Risiko terkena penyakit ini bahkan dapat meningkat hingga 112%. Hal ini karena kurangnya melakukan aktivitas fisik dapat memicu terjadinya resistensi insulin. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penumpukan gula di dalam darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
4. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
Dampak buruk lain bagi kesehatan akibat sedentary lifestyle selanjutnya adalah meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Pasalnya, kurangnya beraktivitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kolesterol dalam tubuh. Ketika tekanan darah meningkat, pembuluh arteri yang memasok darah ke jantung dapat menyempit atau rusak. Hal ini memicu terjadinya penyakit jantung. Sementara itu, tingginya kadar kolesterol dalam tubuh bisa menyebabkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah atau aterosklerosis, yang juga berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Cara mengatasi sedentary lifestyle
Orang yang kurang aktif memiliki risiko kematian 20 sampai 30% lebih tinggi daripada mereka yang cukup aktif. Bahkan, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gaya hidup malas ini.
Tetapi, ada banyak cara yang dapat di lakukan untuk mengurangi sedentary lifestyle ini. WHO memberikan pedoman yang rinci untuk berbagai kelompok usia dan kondisi kesehatan, mendorong kita untuk beraktivitas aerobik dan penguatan otot secara teratur.
Mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif memang tidak mudah, tetapi bisa dimulai secara perlahan. Anda bisa memulainya dengan melakukan olahraga ringan secara bertahap, lalu tingkatkan intensitas dan durasinya secara perlahan.
Apabila lebih suka menghabiskan waktu di rumah, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan daripada hanya duduk atau berbaring di tempat tidur sepanjang waktu. Anda bisa membersihkan kamar, menggosok lantai kamar mandi, atau merapikan pekarangan rumah.
Jika anda adalah pekerja yang banyak menghabiskan waktu kerjanya dengan duduk, cobalah untuk bangkit dari tempat duduk setiap 1 jam sekali. Apabila memungkinkan, anda juga bisa naik atau turun kantor menggunakan tangga. Selain itu, bila anda memiliki waktu luang, sempatkan untuk berolahraga ringan di kantor meski hanya sebentar.
Jika anda merasa kesulitan untuk lepas dari sedentary lifestyle, maka dapat mencoba untuk berkonsultasi bersama dokter, terlebih bila kondisi ini sudah menyebabkan gangguan kesehatan yang membuat anda menjadi lebih mudah sakit.