kabarbursa.com
kabarbursa.com

Lonjakan Kasus Penyakit Pernapasan di China Jadi Sorotan Dunia

Virus HMPV dari Cina Muncul di Indonesia, Menkes Imbau Masyarakat Tidak Panik
Ilustrasi penyebaran virus (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Lonjakan kasus penyakit pernapasan di China belakangan ini menarik perhatian sejumlah negara, termasuk Indonesia. Beberapa patogen seperti Influenza A, rhinovirus, human metapneumovirus (HMPV), dan pneumonia mikoplasma tercatat sebagai penyebab utama peningkatan kunjungan ke rumah sakit di negara tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengungkapkan bahwa infeksi pernapasan umumnya meningkat selama musim dingin, terutama di wilayah utara. Pernyataan ini mengacu pada laporan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional (CDC) China terkait upaya pencegahan dan pengendalian penyakit selama musim dingin.

Pemprov Sulsel

“Penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan menyebar dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (03/01).

Dalam kesempatan yang sama, Mao Ning menekankan bahwa turis asing tetap aman bepergian ke China.

“Bepergian di China aman,” tegasnya, sambil menambahkan bahwa pemerintah terus memprioritaskan kesehatan warga negara China maupun orang asing yang tinggal di negara tersebut.

Data terbaru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China menunjukkan peningkatan kasus HMPV, virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Dalam periode 2-8 Desember 2024, sebanyak 40 wabah mirip flu dilaporkan, terutama di provinsi utara dan selatan.

Laporan tersebut juga mencatat tren fluktuatif tingkat positif HMPV, khususnya pada anak-anak di bawah usia 14 tahun. Virus ini dapat menyebabkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas, namun pada kelompok rentan, seperti bayi, lansia, atau individu dengan kekebalan tubuh lemah, dapat berkembang menjadi bronkitis, asma, atau pneumonia.

Baru-baru ini, video yang beredar di media sosial menunjukkan rumah sakit di China penuh dengan pasien anak-anak yang mengalami demam dan batuk. Kondisi ini mendorong perhatian dunia, termasuk peringatan dari akademisi di Indonesia.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes, menjelaskan bahwa HMPV memiliki dampak signifikan pada kelompok rentan.

“HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius, terutama pada anak-anak dan lansia. Penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan langkah pencegahan guna menghindari penyebaran virus ini di Indonesia,” kata dr. Nurmila, dikuti dari laman resmi Unismuh Makassar, Sabtu (04/01).

Dr. Nurmila menambahkan bahwa HMPV pertama kali diidentifikasi di Belanda pada tahun 2001, meskipun kemungkinan besar virus ini telah lama beredar sebelumnya. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau benda yang terkontaminasi.

“Infeksi HMPV biasanya terjadi pada akhir musim dingin hingga musim semi di daerah beriklim sedang. Gejalanya meliputi batuk, demam, dan sesak napas, namun pada kelompok rentan, gejalanya bisa lebih berat,” ujarnya.

Meskipun mekanisme penularan HMPV mirip dengan flu biasa, komplikasi serius dapat terjadi pada anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau antivirus khusus untuk HMPV. Oleh karena itu, langkah pencegahan sangat dianjurkan.

“Menjaga kebersihan tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan masker merupakan upaya penting. Antibiotik tidak efektif melawan virus ini kecuali ada infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia,” tutup dr. Nurmila.

Dengan lonjakan kasus penyakit pernapasan di China, langkah pencegahan dan kewaspadaan dini menjadi kunci untuk menghindari penyebaran lebih luas, terutama di negara tetangga seperti Indonesia.