KabarMakassar.com — Sleep apnea atau apnea tidur menurut Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan gangguan tidur yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas sementara selama beberapa periode saat tidur.
Kondisi tersebut sering kali ditandai dengan suara dengkuran yang keras, serta perasaan mengantuk yang tetap ada walau sudah tidur dalam waktu yang lama.
Istilah apnea dalam sleep apnea merujuk pada terhentinya pernapasan, atau tidak adanya pernapasan sama sekali dalam waktu tertentu. Bagi penderita sleep apnea, pernapasan bisa terhenti selama sekitar 10 detik, dan hal ini dapat terjadi berulang kali, bahkan hingga ratusan kali sepanjang malam saat tidur.
Gangguan tidur tersebut sangat berisiko karena dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, yang pada gilirannya mampu menimbulkan gejala seperti sesak napas, terkhususnya pada malam hari.
Pada wanita hamil, sleep apnea dapat menyebabkan dengkuran atau mengorok saat tidur, yang sering kali terjadi sebagai bagian dari perubahan tubuh yang dialami selama kehamilan.
Penyebab sleep apnea
Sleep apnea bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi sistem pernapasan seseorang. Terdapat sejumlah jenis sleep apnea yang dikategorikan berdasarkan penyebab terjadinya gangguan pernapasan ini:
1. Obstructive sleep apnea,
Hal ini terjadi ketika otot-otot yang ada di bagian belakang tenggorokan menjadi terlalu rileks saat tidur. Saat otot-otot tersebut terlalu rileks, saluran pernapasan akan menyempit bahkan bisa tertutup sepenuhnya, yang menghalangi aliran udara. Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah lidah yang terdorong ke belakang, sehingga saluran udara menjadi terhambat saat seseorang menarik napas.
2. Central sleep apnea
Central sleep apnea terjadi saat otak tidak dapat mengirimkan sinyal yang tepat ke otot-otot yang bertanggung jawab untuk mengatur pernapasan. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan bernapas dan bahkan dapat berhenti bernapas selama beberapa waktu saat tidur.
Selain itu, ada juga complex sleep apnea, yang merupakan kombinasi dari obstructive sleep apnea dan central sleep apnea. Pada kondisi tersebut, seseorang mengalami gangguan pernapasan baik akibat saluran pernapasan yang tersumbat maupun karena gangguan pengiriman sinyal dari otak yang mempengaruhi kontrol pernapasan.
Pada banyak kasus, penderita sleep apnea umumnya tidak menyadari bahwa mereka mengalami gejala-gejala tersebut. Justru, gejala-gejala tersebut seringnya baru diketahui oleh orang yang tidur bersama mereka.
Beberapa gejala umum yang biasanya muncul ketika penderita sleep apnea tidur antara lain:
- Terbangun dari tidur karena merasa tercekik atau batuk-batuk pada malam hari
- Mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia)
- Mengorok dengan suara keras
- Mengalami penghentian pernapasan beberapa kali selama tidur
- Terlihat tersengal-sengal atau kesulitan bernapas, serta merasa sesak napas saat tidur.
Selain gejala yang muncul selama tidur, penderita sleep apnea juga bisa merasakan keluhan-keluhan setelah bangun tidur, seperti:
- Kesulitan dalam berkonsentrasi, belajar, atau mengingat hal-hal tertentu
- Mengalami perubahan suasana hati yang dapat membuat seseorang mudah marah
- Penurunan gairah seksual atau libido
- Mulut terasa kering setelah bangun tidur
- Mengalami sakit kepala begitu baru bangun tidur
- Merasa sangat mengantuk dan lelah di siang hari.
Pengobatan sleep apnea
Pengobatan untuk sleep apnea akan sangat bergantung terhadap kondisi masing-masing pasien serta sejauh mana tingkat keparahan gangguan tidur yang mereka alami.
Pada kasus sleep apnea yang ringan, penderita bisa melakukan beberapa langkah penanganan secara mandiri.
Sejumlah cara yang bisa dicoba adalah dengan menurunkan berat badan, berhenti merokok, juga menghindari konsumsi minuman beralkohol, karena faktor-faktor tersebut bisa memperburuk kondisi sleep apnea.
Selain itu, penderita juga dapat mencoba mengubah posisi tidur mereka, seperti tidur dalam posisi menyamping atau tengkurap, untuk membantu mencegah saluran pernapasan tersumbat.
Tetapi, jika sleep apnea yang dialami sudah mencapai tingkat keparahan tertentu, maka pengobatan medis akan diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan lebih efektif, seperti terapi khusus atau operasi.
Penanganan medis ini dapat mencakup berbagai metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien.
Pencegahan sleep apnea
Untuk mencegah terjadinya sleep apnea, maka langkah yang paling efektif adalah dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang bisa memicu kondisi tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko adalah dengan berhenti merokok serta menghindari konsumsi minuman beralkohol, karena kedua kebiasaan ini diketahui dapat memperburuk kondisi pernapasan saat tidur.
Ketika anda merasa kesulitan untuk berhenti merokok atau jika anda mengalami kecanduan alkohol, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter yang dapat membantu anda melalui terapi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, bagi anda yang mengalami obesitas atau bahkan obesitas morbid, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter gizi. Dokter gizi akan mampu memberikan panduan dalam menjalani program penurunan berat badan yang sesuai dengan kondisi tubuh anda, sehingga bisa menurunkan risiko terkena sleep apnea.
Dokter gizi akan membantu anda dalam merancang pola makan yang sehat juga sesuai dengan kebutuhan tubuh, serta menetapkan target penurunan berat badan yang aman dan realistis agar anda dapat mencapai kesehatan optimal.