KabarMakassar.com — Sabun pencuci piring tidak didesain untuk mencuci tangan karena dibuat khusus untuk menghilangkan minyak yang ada pada alat makan.
Mencuci tangan dengan sabun cuci piring justru dapat mengganggu produksi minyak alami kulit. Kandungan fosfat dan pemutih pada sabun cuci piring dapat membuat kulit menjadi lebih mudah iritasi.
Namun, umumnya di masyarakat, usai mencuci peralatan makan atau masak biasanya akan langsung mencuci tangan dengan sabun cuci piring.
Pakar kesehatan kulit asal New York, Kally Papantoniou menyampaikan, kebiasaan ini dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia. Tetapi meski memiliki fungsi membersihkan berbagai kotoran dan membunuh bakteri, bukan berarti sabun cuci piring dapat dipakai sembarangan untuk mencuci tangan.
Ditinjau dari tim medis Klikdokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan RI ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah.
1. Gunakan sabun cuci piring untuk kulit sensitif atau lembut bagi tangan
Sabun cuci piring dibuat sedemikian rupa untuk membersihkan kotoran, minyak dan bau pada peralatan masak dan makan. Bahan-bahan yang digunakan juga lebih keras dibandingkan dengan sabun cuci tangan.
Solusinya, pilihlah sabun cuci piring dengan bahan-bahan yang lebih ringan atau diperuntukkan bagi kulit kering atau sensitif.
2. Waspada bagi pemilik kulit kering dan eksem
Jika memiliki kulit kering atau eksem, maka harus lebih waspada terhadap kehilangan minyak alami pada kulit tangan.
Karena hal ini dapat memperparah kondisi, seperti kulit terkelupas, kulit gatal, hingga iritasi. Sebaiknya, cuci tangan dengan sabun cuci tangan berjenis mild yang lembut untuk tangan.
Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa kandungan dalam sabun cuci piring yang bisa membahayakan tubuh. Tidak hanya mengancam kesehatan kulit, tapi ada pula yang bersifat karsinogen. Kandungan tersebut dirincikan sebagai berikut.
1. APE’s (alkyl phenoxy ethanols). Para peneliti menemukan zat ini bisa mengaktifkan penerima estrogen dan menstimulasi tumbuhnya sel kanker payudara pada tubuh pengguna.
2. Apabila sabun cuci piring berwarna hijau atau kuning berarti sabun tersebut menggunakan zat pewarna, yakni coal tar dyes. Kandungan ini diketahui mengandung arsenik, kadmium dan racun yang bisa terserap ke dalam kulit.
3. Ada juga DEA (diethanolamine), MEA (monoethanolamine) dan TEA (triethanolamine) yang digunakan agar sabun berbusa. Ketiga zat ini jika digunakan dalam waktu yang lama, akan meningkatkan risiko kanker. Jika terjadi kontak langsung pada kulit ada potensi mengakibatkan kulit terbakar serta iritasi.