kabarbursa.com
kabarbursa.com

Wall Street Melemah Imbas Pengumuman Data Pekerjaan

Pasar Saham Indonesia Bergairah IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ilustrasi KabarMakassar
banner 468x60

KabarMakassar.com — Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024. Pelemahan ini dipicu oleh laporan pekerjaan yang jauh lebih lemah dari yang diantisipasi pada Juli, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi dapat jatuh ke dalam resesi.

Indeks S&P 500 turun 1,84 persen ke posisi 5.346,56, sementara indeks Nasdaq anjlok 2,43 persen ke posisi 16.776,16, yang membuatnya merosot lebih dari 10 persen dari titik tertingginya baru-baru ini. Indeks Dow Jones juga terpangkas 1,51 persen ke posisi 39.737,26.

Pemprov Sulsel

Wall Street merosot setelah laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS pada Juli melambat lebih dari yang diharapkan, dengan hanya 114.000 pekerjaan baru, jauh di bawah perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones yang memperkirakan 185.000 pekerjaan. Selain itu, tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen, tertinggi sejak Oktober 2021.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun ke level terendah sejak Desember, karena investor beralih ke obligasi mencari keamanan di tengah kekhawatiran bahwa The Federal Reserve (The Fed) mungkin membuat kesalahan dengan mempertahankan suku bunga acuan.

Saham-saham berkapitalisasi besar juga mengalami penurunan signifikan. Kinerja kuartal II Amazon yang mengecewakan menyebabkan sahamnya turun 8,8 persen. Selain itu, Intel juga merosot 26 persen setelah mengumumkan arahan yang lemah dan PHK. Nvidia mengalami penurunan 1,8 persen setelah sebelumnya turun 6 persen sehari sebelumnya.

Indeks Nasdaq menjadi yang pertama dari tiga indeks acuan utama yang memasuki wilayah koreksi, turun lebih dari 10 persen dari rekor tertingginya. Sementara itu, S&P 500 dan Dow Jones masing-masing turun 5,7 persen dan 3,9 persen dari rekor tertingginya.

Koreksi pada perdagangan Jumat ini merupakan bagian dari proses alami dalam pasar saham yang sebelumnya mengalami kenaikan tajam. Namun, tidak hanya saham teknologi yang mengalami penjualan; saham bank juga terpukul oleh kekhawatiran resesi. Saham Bank of America turun 4,9 persen dan saham Wells Fargo merosot 6,4 persen.

Pada pekan ini, Wall Street bergejolak dengan S&P 500 bergerak lebih dari 1 persen pada masing-masing dari tiga sesi perdagangan terakhir. Pasar saham sempat menguat pada Rabu pekan ini ketika The Fed memberikan petunjuk kuat mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada September 2024.

Namun, setelah data pekerjaan yang lemah dirilis pada Jumat ini, banyak investor mulai percaya bahwa bank sentral seharusnya bertindak lebih cepat pada Rabu pekan ini.

Sebelumnya, Wall Street mengalami lonjakan pada penutupan perdagangan Jumat setelah melewati pekan yang penuh gejolak dengan catatan positif karena investor mempertimbangkan data inflasi yang baru. Investor melanjutkan aksi dengan memborong saham-saham berkapitalisasi kecil dengan indeks Russell 2000 naik 1,67 persen. Saham industri dan material naik, mengangkat sektor S&P masing-masing sekitar 1,7 persen.

Saham 3M mencatat lonjakan terbesar dengan kenaikan 23 persen, memimpin sektor industri. Beberapa perusahaan teknologi yang telah berjuang di tengah aksi jual minggu ini juga mengalami kenaikan, seperti Microsoft dan Amazon yang masing-masing naik lebih dari 1 persen. Meta Platforms juga melonjak hampir 3 persen.

Wall Street juga menilai indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Juni, pembacaan inflasi yang disukai oleh para pembuat kebijakan bank sentral. Secara bulanan, PCE utama naik 0,1 persen dan 2,5 persen dari tahun lalu, sejalan dengan perkiraan dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Di sisi lain, data terbaru menunjukkan aktivitas manufaktur AS turun ke level terendah dalam delapan bulan terakhir pada Juli, dan jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam 11 bulan terakhir, menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja.

Sementara itu, bursa saham Eropa juga ikut mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis waktu setempat, dengan indeks STOXX 600 Eropa merosot 1,2 persen, dipicu anjloknya saham sektor perbankan. Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 1,01 persen, indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt anjlok 2,3 persen, indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid turun 1,9 persen, dan indeks Cac 40 di Euronext Paris melemah 2,14 persen.

Nilai tukar pound sterling melemah 0,96 persen terhadap dolar AS menjadi USD1,2733 per pound setelah Bank of England memangkas suku bunga. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound berada di kisaran 1,1802 euro per pound.