KabarMakassar.com — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatat penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi, sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi dengan proporsi sebesar 24,01 persen.
Diikuti oleh sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar 17,34 persen, dan sektor pemilikan rumah tinggal sebesar 15,18 persen.
Kepala OJK Sulsel, Darwisman, menjelaskan Komposisi kredit di sektor perdagangan besar dan eceran mencapai Rp38,71 triliun, sementara sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar Rp27,95 triliun.
“Dan sektor pemilikan rumah tinggal sebanyak Rp24,47 triliun,” ujar Darwisman.
Ia juga menyebut tingkat risiko kredit perbankan di Sulawesi Selatan masih tetap terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang mencapai 3,04 persen, jauh di bawah ambang batas (threshold) sebesar 5 persen.
Dalam hal, rasio NPL untuk bank umum dan BPR masing-masing berada pada angka 3,04 persen dan 3,21 persen. Selain itu, indikator fungsi intermediasi perbankan yang diukur melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 124,93 persen.
Lebih lanjut, Darwisman juga menyebut, kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan juga menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Pada periode Juni 2024, kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 6,96 persen dengan rasio NPL mencapai 4,96 persen. Pangsa kredit UMKM mencapai 38,45 persen dari total kredit dengan jumlah debitur sebanyak 910.539 rekening.
“Masih belum separuhnya UMKM yang terakses di perbankan, masih besar peluang potensi UMKM yang bisa dibiayai perbankan Sulsel.” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dan stabil sepanjang semester pertama tahun 2024. Perkembangan ini tidak terlepas dari perbaikan kondisi perekonomian di Sulsel.
Pada semester pertama 2024, total aset perbankan di Sulawesi Selatan mencapai Rp195,79 triliun, tumbuh 7,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy),
Darwisman menyebut, peningkatan ini menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap sektor perbankan di wilayah tersebut.
Selain peningkatan total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan di Sulsel juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.
DPK tercatat tumbuh 7,84 persen (yoy), mencapai nilai total Rp131,52 triliun. Darwisman merinci bahwa komposisi DPK masih didominasi oleh tabungan, yang mencapai Rp77,12 triliun atau sekitar 58,64 persen dari total DPK.
Sementara itu, deposito menyumbang Rp33,69 triliun atau 25,62 persen, dan giro berkontribusi sebesar Rp20,70 triliun atau 15,74 persen.
Di sisi lain, penyaluran kredit oleh perbankan di Sulawesi Selatan juga mencatatkan pertumbuhan yang positif. Kredit yang disalurkan meningkat 9,01 persen (yoy), dengan total nominal mencapai Rp161,20 triliun.
Melihat kinerja positif sektor perbankan di Sulawesi Selatan, OJK Sulselbar telah melakukan pemetaan dan memproyeksikan target kinerja untuk semester kedua tahun 2024.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Sulselbar, Budi Susetiyo, menjelaskan bahwa berdasarkan outlook OJK, pertumbuhan kredit diproyeksikan akan berada dalam rentang 9-11 persen hingga akhir tahun. Sementara itu, DPK diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6-8 persen.
“Dengan kinerja yang telah dicapai hingga semester pertama, kami optimis bahwa target-target tersebut dapat tercapai, dan sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan akan terus tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Budi Susetiyo.