KabarMakassar.com — Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap menunjukkan ketangguhannya.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayahnya tetap terjaga, bahkan terus mencatatkan pertumbuhan positif hal ini merujuk pada hasil Rapat Dewan Komisioner OJK yang digelar pada 26 Februari 2025.
“Ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor keuangan kita mampu beradaptasi dan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Muchlasin, dikutip Jumat (04/04).
Perbankan Tumbuh Sehat, Kredit Konsumtif Melejit
Performa sektor perbankan di Sulsel pada Januari 2025 memperlihatkan tren positif. Total aset perbankan tercatat tumbuh 5,59 persen secara tahunan (yoy), mencapai Rp200,37 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) pun naik 6,21 persen yoy, dengan nilai Rp134,73 triliun. Menariknya, mayoritas dana yang tersimpan berasal dari tabungan yang mendominasi dengan porsi 59,76 persen.
Sementara itu, penyaluran kredit turut meningkat 4,61 persen yoy, menembus angka Rp163,91 triliun. Meski kredit produktif masih mendominasi dengan porsi 53,98 persen, lonjakan tertinggi justru terjadi pada kredit konsumtif yang tumbuh signifikan sebesar 9,73 persen.
Ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk berbelanja dan berinvestasi secara pribadi.
Dari sisi sektor ekonomi, perdagangan besar dan eceran menjadi kontributor terbesar dalam penyaluran kredit, menyumbang 23,18 persen dari total pembiayaan.
Tingkat intermediasi perbankan di Sulsel tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di angka tinggi, yaitu 123,92 persen.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap berada di batas aman, yaitu 2,83 persen.
“Angka-angka ini menunjukkan bahwa sistem keuangan kita tidak hanya stabil, tapi juga efisien dalam menyalurkan dana ke sektor riil dengan risiko yang terkelola dengan baik,” tambah Muchlasin.