KabarMakassar.com — Menteri Koordinator (Bidang Perekonomian) Airlangga Hartarto memastikan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia masih cukup besar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Dalam keterangannya, Airlangga menegaskan bahwa cadangan devisa pemerintah yang tersimpan di Bank Indonesia (BI) masih mencapai 136 miliar dolar AS.
“Apa yang perlu kita khawatirkan? Cadangan devisa kita masih besar, sebesar 136 miliar dolar AS. Jadi, tidak ada yang perlu kita dikhawatirkan,” ujarnya.
Menurut Airlangga, pelemahan nilai tukar rupiah tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di sejumlah negara Asia lainnya. Namun, ia menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih kuat.
Iapun menyebut pemerintah telah menyiapkan skenario-skenario yang tepat, termasuk dalam APBN, sebagai bantalan untuk menghadapi situasi tersebut.
Menurutnya, meskipun rupiah mengalami pelemahan, namun nilai tukarnya masih lebih baik jika dibandingkan dengan sejumlah mata uang negara tetangga, seperti baht Thailand dan ringgit Malaysia.
“Pelemahan rupiah dan mata uang negara tetangga disebabkan oleh situasi global yang memburuk. Pada Jumat (18/4/2024), rupiah ditutup melemah di level Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat (AS), meningkat 0,49 persen dibandingkan hari sebelumnya,” Lanjutnya.
Diketahui, selama Januari hingga Maret 2024, posisi cadangan devisa Indonesia menunjukkan kestabilan. Berikut adalah rincian posisi cadangan devisa selama periode tersebut:
– Januari: 145,1 miliar dolar AS
– Februari: 144 miliar dolar AS
– Maret: 140,4 miliar dolar AS
Dengan kondisi cadangan devisa yang masih kuat, pemerintah optimis dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih baik.