kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Terus Melemah, Ini Bisa Dilakukan Agar Stabilitas Terjaga

Rupiah Merosot ke Level Rp15.912, Pelaku Pasar Pantau Kebijakan AS
Ilustrasi Rupiah (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Rupiah masih terus melemah terhadap dollar AS. Pada perdaganga terakhir, Jumat (21/06) kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah sebesar 0,12%, berada pada angka Rp 16.445 per USD.

Menurut data dari Refinitiv, dalam perdagangan sehari sebelumnya, rupiah sempat menyentuh titik terendah di level Rp 16.475 per USD. Meskipun melemah, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa pergerakan rupiah masih berada dalam level stabil dan terjaga jika dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Pemprov Sulsel

“Rupiah kita sangat stabil. Salah satu yang terbaik di dunia,” ungkap Perry.

Stabilisasi nilai tukar merupakan salah satu tugas utama BI, selain menjaga inflasi. Namun, di tengah pelemahan rupiah ini, masyarakat juga memiliki peran penting dalam membantu BI dan pemerintah.

Dikutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada enam cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung penguatan rupiah.

1. Membeli Produk Dalam Negeri dan Menahan Diri dari Produk Impor

Salah satu langkah mudah yang dapat diambil adalah dengan menghindari pembelian produk impor dan lebih memilih produk buatan dalam negeri. Menunda pembelian barang impor seperti handphone dan barang elektronik dapat membantu meningkatkan nilai rupiah.

2. Tidak Menimbun Dolar dan Menukarkannya dengan Rupiah

Bagi masyarakat yang memiliki kemampuan finansial lebih dan biasanya menyimpan dolar sebagai bagian dari portofolio keuangannya, dapat membantu perekonomian dengan menukarkan simpanan dolar mereka menjadi rupiah.

3. Berwirausaha dengan Orientasi Ekspor

Pelemahan rupiah bisa menjadi peluang untuk menggenjot ekspor. Masyarakat dapat mengembangkan bisnis dengan orientasi ekspor, seperti kerajinan tangan yang memiliki pasar internasional. Produk ekspor Indonesia akan menjadi lebih kompetitif dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

4. Berwisata dan Menikmati Wisata Dalam Negeri

Menahan keinginan untuk berwisata ke luar negeri dan memilih destinasi wisata dalam negeri dapat membantu sektor pariwisata dalam negeri, sekaligus mempercepat penerimaan devisa.

5. Menggunakan Transportasi Publik

Penggunaan transportasi publik dapat menghemat pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Pengurangan impor BBM akan menghemat cadangan devisa yang bisa dialokasikan untuk kebijakan lain yang mendukung stabilitas rupiah.

6. Berinvestasi di Dalam Negeri

Meskipun nilai tukar rupiah melemah, investasi dalam negeri tetap menarik. Salah satu pilihan adalah berinvestasi di Surat Utang Negara (SUN), yang tidak bergantung pada kurs dolar. Hal ini dapat membantu BI dan pemerintah dalam pengelolaan supply dan demand terhadap dolar.

Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Pengaruh Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh eksternal dan internal. Secara eksternal, fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, termasuk kebijakan moneter negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di sisi lain, faktor internal seperti neraca perdagangan, inflasi, dan kebijakan fiskal serta moneter dalam negeri juga memiliki peran penting.

Meskipun demikian, Gubernur BI menegaskan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga dan optimis bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat akan mendukung penguatan nilai tukar dalam jangka panjang. BI terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan berbagai langkah yang dapat diambil oleh masyarakat, stabilitas nilai tukar rupiah dapat terus dijaga. Kolaborasi antara pemerintah, BI, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat perekonomian nasional.

Sebelumnya diberitakan Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19-20 Juni 2024 telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility tetap di 5,50% dan suku bunga Lending Facility di 7,00%.

Perry Warjiyo, dalam keterangan tertulisnya menegaskan bahwa keputusan ini diambil sebagai bagian dari kebijakan moneter yang pro-stability dan forward-looking. Langkah ini bertujuan untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada April lalu telah berhasil membantu menguatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Pada bulan Mei, aliran modal masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp80,29 triliun, sedangkan pada bulan Juni tercatat sebesar Rp17,83 triliun

Namun, ia juga mencatat bahwa nilai tukar Rupiah sempat fluktuatif karena beberapa faktor, termasuk meningkatnya pembayaran dividen dalam bentuk valuta asing oleh korporasi.