kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Terdepresiasi di Level Rp15.925

Optimisme Pasar terhadap Kabinet Baru Dorong Penguatan Rupiah
Ilustrasi Rupiah (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada akhir pekan kemarin. Pada perdagangan penutupan pekan kemarin, Jumat (09/08) kemarin, rupiah terdepresiasi sebesar 0,19% ke level Rp15.925 per Dolar Amerika Serikat (AS), sementara Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) turun 0,23% ke level Rp15.914 per Dolar AS.

Meskipun melemah pada akhir pekan, rupiah secara mingguan berhasil menguat sebesar 275 poin atau 1,73%. Penguatan ini sejalan dengan penguatan sebagian besar mata uang Asia terhadap dolar AS. Rilis data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga AS oleh The Fed.

Pemprov Sulsel

Pada pekan ini, pelaku pasar akan mencermati rilis beberapa data ekonomi AS, termasuk data inflasi bulan Juli, retail sales, dan klaim pengangguran (jobless claims). Di dalam negeri, investor akan memantau nota keuangan RAPBN 2025 dari Pemerintah Indonesia.

Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang Rp 15.900 hingga Rp 16.050 per dolar AS. Pada awal perdagangan pasar spot Jumat pagi, rupiah mencatat pelemahan 0,27%, nyaris mendekati Rp 16.000 per dolar AS lagi, dengan pembukaan di level Rp 15.943 per dolar AS, turun 0,30% dibandingkan posisi sebelumnya.

Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di antara mata uang Asia lainnya pada penutupan perdagangan pekan lalu. Beberapa mata uang Asia yang juga mengalami pelemahan tipis adalah dolar Hong Kong yang turun 0,05%, dong Vietnam 0,02%, rupee India, dan peso Filipina yang masing-masing melemah 0,01%.

Sementara itu, won Korea Selatan menguat 0,14%, ringgit Malaysia naik 0,17%, baht Thailand 0,12%, yuan offshore 0,09%, dolar Singapura 0,05%, dan yuan Tiongkok 0,01%. Indeks dolar AS melanjutkan penguatannya untuk hari keempat berturut-turut, didorong oleh lonjakan imbal hasil Treasury setelah data klaim pengangguran AS tercatat lebih kecil dari prediksi, mengikis ekspektasi terhadap besar penurunan suku bunga The Fed pada September.

Analisis Teknikal Rupiah

Secara teknikal, nilai tukar rupiah telah berada di area koreksi Rp15.910 hingga Rp15.950 per dolar AS, dengan support terkuat di level Rp15.980 per dolar AS. Trendline MA-200 pada time frame harian menjadi resistance psikologis potensial di level Rp15.850 per dolar AS.

Target penguatan optimistis lanjutan berada di level Rp15.800 per dolar AS. Namun, selama nilai tukar rupiah berada di atas Rp15.950 per dolar AS, terdapat potensi rupiah kembali melemah menuju Rp16.000 per dolar AS.

Ekspektasi Kebijakan The Fed

Laporan klaim pengangguran AS yang lebih kecil dari prediksi juga turun dibandingkan periode sebelumnya, memperkecil ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September menjadi 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 50 bps.

Pelaku pasar saham menjadi lebih optimistis karena klaim pengangguran yang lebih kecil mengindikasikan harapan akan soft landing ekonomi AS. Namun, mengecilnya ekspektasi penurunan suku bunga ini mungkin akan merugikan rupiah yang sebelumnya diuntungkan oleh kenaikan probabilitas penurunan suku bunga The Fed.

Sinyal terbaru dari pejabat The Fed juga memperkecil ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Gubernur Federal Reserve Bank of Kansas City, Jeffrey Schmid, mengisyaratkan bahwa dia belum siap untuk mendukung penurunan suku bunga dengan inflasi yang masih di atas target dan pasar tenaga kerja yang masih sehat, meskipun ada sedikit pendinginan.

Dalam pidatonya di Kansas Bankers Association, Schmid mengatakan bahwa penurunan inflasi baru-baru ini menggembirakan.

Laporan lebih lanjut tentang tekanan harga yang rendah akan menambah keyakinannya bahwa inflasi berada di jalur menuju target bank sentral sebesar 2%, dan karenanya dapat mendukung penurunan suku bunga.

“Kita sudah dekat, tetapi kita masih belum sampai di sana,” kata Schmid.

Secara keseluruhan, meskipun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada akhir pekan, penguatan secara mingguan mencerminkan sentimen positif di pasar. Pelaku pasar akan terus memantau perkembangan data ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

PDAM Makassar