kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Melemah di Awal Pekan Fokus Rilis Data AS

Rupiah Sentuh Level Rp15.704 Berkat Data Ketenagakerjaan AS
ilustrasi rupiah (doc KabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan pekan ini, Senin (12/08) kemarin. Rupiah terkoreksi 30,5 poin atau 0,19 persen, berakhir di level Rp15.955 per dolar AS dari sebelumnya di Rp15.924 per dolar AS.

Pergerakan dolar AS dipengaruhi oleh kondisi pasar yang bergejolak minggu lalu, sebagian besar disebabkan oleh data penggajian AS yang melemah, mengejutkan pasar dan menyebabkan saham global turun.

Pemprov Sulsel

Pasar menganggap kekhawatiran tentang resesi di AS berlebihan, dengan fokus bergeser ke data inflasi yang akan dirilis minggu ini. Pasar Jepang tutup hari ini karena libur nasional.

Di Timur Tengah, Intelijen Israel memperkirakan bahwa Iran akan melakukan serangan langsung ke Israel dalam beberapa hari mendatang, sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran bulan lalu. Israel juga melanjutkan serangannya di Gaza, mengurangi peluang deeskalasi dalam konflik yang berkepanjangan.

Minggu ini, perhatian pasar juga tertuju pada data inflasi dari berbagai ekonomi utama, terutama indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Rabu. Inflasi AS diperkirakan menurun sedikit pada Juli, yang dapat mendukung ekspektasi penurunan suku bunga pada September.

Sentimen terhadap China tetap tertekan oleh kekhawatiran atas lambatnya pemulihan ekonomi setelah serangkaian data ekonomi yang lemah pada Juli.

Dari dalam negeri, faktor-faktor seperti konsumsi yang stagnan dan dinamika harga komoditas diperkirakan akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Dana Moneter Internasional (IMF) meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tertahan di level 5,1 persen hingga 2029.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 menurut IMF adalah 5,0 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi publik dan pertumbuhan investasi yang mengimbangi hambatan dari ekspor neto akibat tekanan eksternal.

Secara umum, risiko yang dihadapi Indonesia relatif seimbang. Risiko negatif utama termasuk volatilitas harga komoditas, perlambatan ekonomi mitra dagang utama, dan kondisi keuangan global yang lebih ketat.

Berdasarkan data tersebut, nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif dalam perdagangan berikutnya, dengan kemungkinan kembali menguat di rentang Rp15.900-Rp16.090 per dolar AS.

Sebelumnya, dilansir dari Bloomberg yang dikutip Selasa (13/08) Rupiah dibuka makin melemah pada perdagangan kemarin, sesuai prediksi, pada pembukaan perdagangan pekan ini. Rupiah spot makin terperosok ke level Rp15.953/US$, mencerminkan pelemahan 0,18% dibanding posisi penutupan pekan lalu.

Rupiah melemah mengikuti tren pelemahan yang dialami mayoritas mata uang Asia. Ringgit Malaysia mencatat penurunan terdalam sebesar 0,27%, diikuti oleh rupiah 0,18%, won Korea 0,12%, dan yuan China 0,08%. Hanya dong Vietnam dan rupee India yang masih menguat terbatas terhadap dolar AS.

Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh sinyal penurunan bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam lelang terakhir, diikuti oleh penurunan instrumen moneter lain seperti Sekuritas Valas (SVBI) dan Sukuk Valas (SuVBI).

Penurunan bunga SRBI mengurangi minat investor asing, dengan posisi jual bersih di SRBI mencapai Rp1,28 triliun pada pekan lalu, periode transaksi 5-8 Agustus. Sementara itu, arus masuk asing di surat utang Indonesia masih terbatas, sekitar Rp2,24 triliun, dan di saham Rp650 miliar.

Pasar juga memperhatikan rilis berbagai data penting minggu ini yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan pasar global, terutama data inflasi AS. Data inflasi AS diprediksi akan memberikan sinyal beragam dan berpotensi meningkatkan volatilitas pasar yang masih belum pulih sepenuhnya dari guncangan besar pekan lalu akibat kekhawatiran resesi AS dan keputusan Bank of Japan menaikkan suku bunga acuan.

Secara teknikal, rupiah melemah menuju level koreksi terdekat di Rp15.940 per dolar AS, yang merupakan level support setelah gagal mendekati MA-200. Jika pelemahan berlanjut, target berikutnya adalah Rp15.970 per dolar AS, dan jika support tersebut ditembus, rupiah berpotensi melemah lebih lanjut ke level Rp16.000 per dolar AS sebagai support terkuat.

Jika rupiah menguat, level resistance yang perlu diperhatikan adalah Rp15.900 per dolar AS dan selanjutnya Rp15.850 per dolar AS. Dalam jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan menuju MA-200 di level Rp15.870 per dolar AS.

Sebelumnya, Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada akhir pekan kemarin. Pada perdagangan penutupan pekan kemarin, Jumat (09/08) kemarin, rupiah terdepresiasi sebesar 0,19% ke level Rp 15.925 per dolar Amerika Serikat (AS), sementara Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) turun 0,23% ke level Rp 15.914 per dolar AS.