KabarMakassar.com — Kurs rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (31/5) kemarin. Mata uang Garuda ditutup menguat di posisi Rp16.252,5 per dolar AS, mencatatkan apresiasi 12,50 poin atau 0,08 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.265 per dolar AS, menurut laporan Bloomberg.
Data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan tren penguatan rupiah. Pada Jumat (31/5), nilai tukar rupiah mencapai Rp16.251 per dolar AS, naik tipis dari posisi sebelumnya pada Kamis (30/5) di Rp16.253 per dolar AS, menunjukkan penguatan sebesar 2 poin terhadap dolar AS.
Penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi global. Di antaranya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, kekhawatiran inflasi yang stagnan, serta ekspektasi kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Laporan dari Departemen Perdagangan AS awal pekan ini mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan, dengan turunnya angka pertumbuhan kuartal pertama.
Hal ini, bersama dengan lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang dan peringatan dari beberapa pejabat The Fed mengenai kebijakan suku bunga, memberikan tekanan pada dolar AS.
Selama perdagangan pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan pergerakan yang signifikan. Meskipun sempat melemah 95 poin dari penutupan sebelumnya, rupiah berhasil menguat sebesar 12 poin pada penutupan Jumat.
Prospek perdagangan untuk Senin (3/6) mendatang menunjukkan fluktuasi yang berkelanjutan bagi mata uang rupiah.
Meski diperkirakan mengalami pergerakan yang tidak stabil, rupiah diprediksi akan ditutup menguat dalam rentang harga Rp16.210 hingga Rp16.300 per dolar AS.