kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Diprediksi Fluktuasi di Rentang Rp15.640-Rp15.750 per Dolar AS

Rupiah Diprediksi Fluktuasi di Rentang Rp15.640-Rp15.750 per Dolar AS
Ilustrasi Rupiah (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (08/11).

Hal ini didorong oleh keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Pada perdagangan Kamis (7/11) kemarin, rupiah berhasil ditutup menguat signifikan sebesar 0,58% atau naik 92,5 poin ke level Rp15.740 per dolar AS.

Pemprov Sulsel

Di saat yang sama, indeks dolar AS tercatat melemah 0,22% ke posisi 104,75, memberikan ruang bagi mata uang Garuda untuk menguat lebih lanjut.

Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penguatan rupiah ini tidak lepas dari respon positif pasar terhadap kebijakan terbaru The Fed.

Pemangkasan suku bunga tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi global yang sempat tertekan, meskipun prospek kebijakan moneter AS ke depan masih diselimuti ketidakpastian, terutama terkait langkah-langkah yang akan diambil pemerintahan Trump.

“Penguatan rupiah terjadi di tengah antisipasi pasar terhadap keputusan The Fed mengenai suku bunga. Meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan AS, keputusan pemangkasan suku bunga menjadi angin segar bagi pasar keuangan,” ujar Ibrahim.

Sementara itu, sentimen positif juga datang dari kawasan Asia. Pasar Asia tengah menanti hasil pertemuan Kongres Nasional yang diharapkan dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan baru yang mendukung pemulihan ekonomi regional.

Sentimen ini turut memberikan pengaruh positif terhadap penguatan sejumlah mata uang di Asia, termasuk rupiah.

Dari sisi domestik, sentimen positif turut didorong oleh laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) mengenai posisi cadangan devisa Indonesia.

Pada akhir Oktober 2024, cadangan devisa Indonesia mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sebesar 151,2 miliar dolar AS.

Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi akhir September 2024 yang sebesar 149,9 miliar dolar AS. Menurut Ibrahim, cadangan devisa yang tinggi ini menjadi penopang bagi stabilitas rupiah.

“Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang umumnya berada di sekitar 3 bulan impor,” jelasnya.

Dengan berbagai sentimen yang mendukung, Ibrahim memperkirakan bahwa rupiah akan mengalami pergerakan fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

“Kami memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.640 hingga Rp15.750 per dolar AS. Fluktuasi kemungkinan masih akan terjadi, tetapi tren penguatan akan dominan, terutama di tengah melemahnya indeks dolar,” kata Ibrahim.

Pada awal perdagangan Jumat pagi ini, rupiah menunjukkan performa positif dengan dibuka menguat 0,67% atau naik 105 poin ke level Rp15.635 per dolar AS.

Di saat yang bersamaan, indeks dolar AS kembali menunjukkan pelemahan tipis sebesar 0,02% ke level 104,49. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi lanjutan penguatan rupiah hingga penutupan perdagangan nanti.

Langkah The Fed dalam memangkas suku bunga acuannya menjadi angin segar bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan aliran modal asing akan lebih banyak masuk ke pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Hal ini diprediksi dapat membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi.

Meski demikian, pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mencermati berbagai perkembangan terbaru, baik dari sisi kebijakan global maupun dinamika ekonomi dalam negeri.

Secara keseluruhan, prospek rupiah hingga akhir pekan ini terlihat positif berkat dukungan dari cadangan devisa yang kuat serta kebijakan moneter yang akomodatif dari Bank Indonesia.

Dengan berbagai sentimen positif yang datang dari dalam dan luar negeri, diharapkan rupiah akan tetap stabil dan bahkan dapat melanjutkan tren penguatannya.

Meski begitu, dinamika pasar keuangan yang fluktuatif memerlukan perhatian lebih dari para pelaku pasar dalam menentukan strategi investasi mereka ke depan.