KabarMakassar.com — Sektor perbankan di Sulawesi Selatan menunjukkan performa yang tetap positif pada Januari 2025, meski laju pertumbuhannya terbilang moderat. Hal itu disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dalam laporan resmi yang dirilis Kamis (24/04).
Berdasarkan data OJK, total aset perbankan di Sulsel pada awal tahun tercatat sebesar Rp200,37 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,59% secara tahunan (year on year/yoy).
Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp134,73 triliun, tumbuh 6,21% yoy, sementara penyaluran kredit berada di angka Rp163,91 triliun, meningkat 4,61% yoy.
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa kinerja intermediasi perbankan di wilayah tersebut juga masih terjaga dengan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) mencapai 123,92%. Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat sebesar 2,83%.
Dalam struktur perbankan, bank konvensional masih memegang porsi dominan. Aset bank konvensional pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp183,57 triliun atau mencakup 91,62% dari total aset perbankan di Sulsel. DPK dari bank konvensional mencapai Rp122,84 triliun (91,18%) dan kredit yang disalurkan sebesar Rp149,59 triliun (91,26%).
Meski porsinya masih relatif kecil, kinerja perbankan syariah di Sulsel justru menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional.
Tercatat, aset perbankan syariah naik 20,62% yoy menjadi Rp16,80 triliun. Penghimpunan DPK tumbuh 17,74% yoy mencapai Rp11,88 triliun, dan pembiayaan yang disalurkan tumbuh 20,05% yoy menjadi Rp14,32 triliun.
“Intermediasi perbankan syariah juga kuat dengan LDR 120,50%. Rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) tercatat lebih rendah dari konvensional, yakni 2,20%,” ujar Muchlasin.
Capaian positif perbankan syariah pada awal tahun ini disebut sebagai kelanjutan dari tren pertumbuhan tahun lalu. Pada akhir 2024, aset bank syariah tumbuh 22,24% yoy, DPK meningkat 18,96% yoy, dan penyaluran pembiayaan naik 19,82% yoy.