kabarbursa.com
kabarbursa.com

Penyaluran KUR Sulsel Capai Rp5,55 Triliun, Naik 86,85 Persen dari Tahun Lalu

Penyaluran KUR Sulsel Capai Rp5,55 Triliun, Naik 86,85 Persen dari Tahun Lalu
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Foto : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatatkan peningkatan signifikan sepanjang Januari hingga April 2024, mencapai Rp5,55 triliun. Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 86,85% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya Rp2,97 triliun.

Dengan capaian ini, Sulsel kini menjadi provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi di luar Jawa, menduduki peringkat empat nasional setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Sulsel, Supendi, menjelaskan lonjakan ini dipicu oleh kebijakan pemerintah daerah yang mendorong transaksi KUR naik dua kali lipat tahun ini, dengan target penyaluran Rp30 triliun sepanjang 2024.

Selain itu, realisasi KUR pada tahun lalu yang baru dimulai pada Maret 2023 akibat perubahan aturan penyaluran juga memberikan dorongan pada awal tahun ini.

“Dorongan Pemprov Sulsel meningkatkan penyaluran KUR hingga dua kali lipat, serta penyaluran yang baru mulai pada Maret tahun lalu, berkontribusi pada pertumbuhan tinggi tahun ini,” kata Supendi dalam keterangan resmi pada Rabu (06/05).

Supendi merinci KUR telah disalurkan kepada 99.604 debitur di Sulsel. Sektor usaha yang paling banyak menerima KUR adalah pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan nilai Rp2,26 triliun hingga April 2024. Sektor perdagangan besar dan eceran menempati urutan kedua dengan Rp2,05 triliun.

Sektor lainnya yang juga menerima KUR adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya sebesar Rp483,31 miliar; sektor industri pengolahan Rp260,46 miliar; sektor perikanan Rp220,28 miliar; dan sektor lainnya Rp274,85 miliar.

Adapun bank yang menyalurkan KUR paling banyak di Sulsel adalah BRI dengan Rp4,58 triliun, diikuti oleh Bank Mandiri Rp505,66 miliar, BNI Rp123,55 miliar, BSI Rp113,68 miliar, Pegadaian Syariah Rp112,89 miliar, Bank Sulselbar Rp85,10 miliar, BTN Rp19,27 miliar, dan lainnya Rp11,16 miliar.