kabarbursa.com
kabarbursa.com

Penerimaan Bea Cukai Sulsel Capai Rp155,68 Miliar, Tumbuh 20,05 Persen

Penerimaan Bea Cukai Sulsel Capai Rp155,68 Miliar, Tumbuh 20,05%
Bea Cukai (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai (Bea Cukai) di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp155,68 miliar pada periode Januari hingga Mei 2024.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 20,05% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp129,67 miliar.

Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel), Nazwar, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan penerimaan bea masuk yang tumbuh sebesar 57,17%. Pada Mei 2024, realisasi bea masuk mencapai Rp115,62 miliar, dibandingkan Rp73,57 miliar pada Mei 2023.

“Peningkatan signifikan pada impor berbayar yang melonjak hingga 312,8% pada Mei 2024 turut mendorong kenaikan realisasi bea keluar hingga periode tersebut,” ungkap Nazwar.

Nazwar juga menambahkan bahwa importasi beras pada bulan tersebut menyumbang Rp4,64 miliar, serta importasi raw sugar yang konsisten menyumbang Rp4,7 miliar, juga berperan dalam tingginya realisasi bea masuk.

Di sisi lain, penerimaan cukai dan bea keluar mengalami penurunan. Penerimaan cukai tercatat sebesar Rp30,73 miliar, turun 25,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp40,99 miliar.

“Penurunan ini disebabkan oleh penyesuaian tarif cukai rokok yang diterapkan tahun ini, serta penurunan produksi hasil tembakau rokok sebesar 32,39%,” lanjutnya.

Selain itu, penerimaan cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol (MMEA) juga berkurang sebesar 11,61% sementara Penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp9,32 miliar, mengalami penurunan sebesar 38,34%.

Menurut Nazwar, kontraksi bea keluar ini disebabkan oleh lonjakan harga ekspor kakao yang mencapai 104,9%, yang menyebabkan turunnya permintaan.

Selain itu, kesulitan bahan mentah kakao akibat menyusutnya lahan perkebunan kakao lokal di Sulsel juga turut mempengaruhi penurunan realisasi bea keluar.

“Kesulitan dalam mendapatkan bahan mentah kakao serta menyusutnya lahan perkebunan kakao lokal turut memberikan kontribusi terhadap penurunan penerimaan bea keluar,” jelas Nazwar.