KabarMakassar.com — Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga akhir Agustus kemarin.
Pendapatan APBN Sulawesi Selatan hingga akhir Agustus 2024 mencapai Rp10,93 triliun atau 62,96% dari target, mengalami pertumbuhan sebesar 10,09% year-on-year (yoy).
Pendapatan terbesar berasal dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp8,37 triliun, diikuti oleh pajak perdagangan internasional sebesar Rp252 miliar, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp2,3 triliun.
Hal ini mencerminkan peran vital belanja pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulsel.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Selatan, Supendi, menjelaskan bahwa sektor perpajakan masih menjadi pendorong utama dalam pendapatan negara, khususnya di Sulsel.
Dari sisi belanja, APBN Sulsel hingga Agustus 2024 telah terealisasi sebesar Rp35,86 triliun atau 63,24% dari pagu anggaran. Belanja ini mencatat pertumbuhan 9,59% (yoy), didorong oleh peningkatan belanja pegawai dan belanja barang terkait pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), gaji ke-13, serta pelaksanaan Pemilu Februari dan persiapan Pilkada pada November mendatang.
Ia juga menekankan pentingnya peran Dana Transfer ke Daerah (TKD) dalam mendukung kegiatan belanja daerah
“Secara keseluruhan, transfer ke daerah sudah sesuai rencana dan on track,” jelas Supendi dalam konferensi Pers APBN Anging Mammiri Via Daring, Kamis (26/09).
Lebih lanjut, Supendi menjelaskan, Pendapatan daerah Sulsel hingga akhir Agustus 2024 tercatat sebesar Rp29,27 triliun, meningkat 7,42% (yoy). Pendapatan ini didominasi oleh transfer dari pemerintah pusat yang mencapai Rp21,62 triliun, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) tercatat sebesar Rp6,53 triliun.
Sumber utama PAD Sulsel berasal dari pajak daerah yang mencapai Rp4,43 triliun, diikuti oleh lain-lain PAD yang sah sebesar Rp1,44 triliun.
Belanja APBD Sulsel Mencapai Rp23,52 Triliun
Di sisi belanja, Sulawesi Selatan telah merealisasikan belanja daerah sebesar Rp23,52 triliun. Belanja operasi mendominasi dengan Rp18,85 triliun, sementara belanja modal dan belanja transfer masing-masing sebesar Rp1,83 triliun dan Rp2,80 triliun. Pertumbuhan belanja ini menunjukkan bahwa sektor pemerintahan tetap menjadi motor penggerak ekonomi di Sulsel.
Dengan besarnya kontribusi dari Dana Transfer Pemerintah Pusat, Supendi mengingatkan pemerintah daerah untuk lebih mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah menciptakan kebijakan yang menarik bagi investasi daerah guna memperkuat basis ekonomi lokal.
Meskipun secara umum kinerja anggaran Sulsel cukup baik, sektor konstruksi dan pertambangan tercatat mengalami koreksi pada kuartal ini. Namun, pemerintah optimis bahwa dengan strategi belanja dan kebijakan yang tepat, sektor-sektor ini dapat segera kembali berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah.
Dengan berbagai indikator ini, kinerja APBN dan APBD Sulawesi Selatan pada 2024 menunjukkan peran sentral pemerintah dalam mendukung perekonomian, meskipun tantangan tetap ada di sektor-sektor tertentu.