KabarMakassar.com — Marcoom Manager Claro Hotel, Ricwan Wahyudi, membeberkan terjadi penurunan tingkat okupansi selama Ramadan.
Ia menyebut, okupansi kamar hotel sebelum Ramadan biasanya berkisar antara 70-80%, namun turun menjadi di bawah 50% selama bulan puasa.
“Hal ini disebabkan oleh minimnya kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) selama bulan puasa, yang serupa dengan kondisi tahun sebelumnya,” jelasnya.
Assistant Director of Sales Hotel Harper Perintis, Maria Magdalena, juga menyebut bahwa okupansi kamar hotel selama bulan Ramadan turut mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelum Ramadan.
Penurunan ini disebabkan oleh pengurangan kegiatan dari instansi pemerintah dan swasta selama bulan puasa.
Meskipun terjadi penurunan dibandingkan bulan sebelum Ramadan, Lena menyebut secara tahunan, terjadi kenaikan dengan Ramadan tahun sebelumnya.
“Dibandingkan dengan tahun lalu, masih ada kenaikan sekitar 20%. Hanya memang sepi karena kurang kegiatan baik pemerintah maupun swasta,” singkatnya.
Meskipun terjadi penurunan okupansi, para pelaku industri hotel tetap berharap untuk dapat memperbaiki situasi seiring dengan membaiknya kondisi pandemi dan semakin pulihnya kegiatan ekonomi di masa mendatang. Di bulan Ramadan, berbagai promo ditawarkan guna mengundang pengunjung.