kabarbursa.com
kabarbursa.com

OJK Sebut Kinerja Industri Perbankan April 2024 Masih Resilien dan Stabil

Kredit Perbankan di Sulsel Catat Pertumbuhan Hingga 10 Persen
Ilustrasi BI (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kinerja industri perbankan Indonesia pada April 2024 menunjukkan resiliensi dan stabilitas yang kuat, meski di tengah kondisi global yang tidak pasti.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan profitabilitas perbankan tetap terjaga dengan tingkat Return on Assets (ROA) sebesar 2,51 persen, sedikit turun dari 2,62 persen pada Maret 2024. Net Interest Margin (NIM) juga mengalami penurunan tipis menjadi 4,56 persen dari 4,59 persen di bulan sebelumnya.

Pemprov Sulsel

Dalam hal permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan masih berada pada level tinggi sebesar 25,99 persen, naik sedikit dari 25,96 persen pada Maret 2024.

“Tingkat permodalan yang tinggi ini menjadi bantalan yang solid dalam mitigasi risiko di tengah ketidakpastian global,” ujar Inarno.

Dari sisi kinerja intermediasi, kredit perbankan pada April 2024 menunjukkan peningkatan sebesar Rp66,05 triliun atau tumbuh 0,91 persen secara bulanan (mtm).

Secara tahunan (yoy), kredit tumbuh dua digit sebesar 13,09 persen menjadi Rp7.310,7 triliun. Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,69 persen yoy, sementara Kredit Modal Kerja mencapai nominal terbesar dengan Rp3.319,15 triliun.

Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan sebesar 15,42 persen yoy.

“Penyaluran kredit yang signifikan ini melanjutkan tren positif sejak periode sebelumnya dan sejalan dengan target pertumbuhan tahun 2024,” kata Inarno.

Ia menambahkan tren pertumbuhan ini mencerminkan dukungan kuat perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,33 persen dan NPL net sebesar 0,81 persen.

Namun, NPL gross untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan menjadi 4,26 persen dari 3,98 persen pada Maret 2024, dengan NPL net UMKM sebesar 1,54 persen.

“Peningkatan NPL gross UMKM terutama terjadi pada segmen kredit kecil dan mikro, yang naik menjadi 3,89 persen pada April 2024 dari 3,65 persen pada bulan sebelumnya,” jelas Inarno.

Meskipun demikian, perbankan telah mengambil langkah antisipatif dengan membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) kredit UMKM sebesar Rp85,5 triliun, dengan rasio CKPN terhadap total NPL UMKM mencapai 137,37 persen.