kabarbursa.com
kabarbursa.com

OJK Sebut IHSG Catat Rekor Tertinggi Imbas Penurunan Suku Bunga Acuan Global

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level tertinggi pada September 2024, dengan sempat menyentuh angka 7.905 pada 19 September.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa IHSG juga mencatat rekor penutupan tertinggi dalam sesi perdagangan, dengan level tertinggi intra-day mencapai 7.910,86.

Pemprov Sulsel

Inarno menambahkan bahwa salah satu faktor utama yang mendukung penguatan IHSG adalah penurunan suku bunga acuan global, yang menciptakan sentimen positif di pasar keuangan.

“Pergerakan IHSG sejalan dengan tren pasar keuangan global yang terdorong oleh sentimen positif akibat penurunan suku bunga acuan,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan OJK, Senin (01/10).

Meskipun IHSG mencatatkan level tertinggi, nilai kapitalisasi pasar pada akhir September 2024 tercatat sebesar Rp12.875 triliun, mengalami penurunan sebesar 1,82 persen secara bulanan (month-to-date). Namun, hal ini tidak mengurangi optimisme di pasar saham domestik, terutama dengan dukungan kuat dari investor asing.

Investor Asing Catatkan Net Buy Signifikan

Sementara, aktivitas investor non-residen menunjukkan kepercayaan yang besar terhadap pasar saham Indonesia. Inarno menjelaskan bahwa investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp25 triliun dalam bulan September 2024 saja, sementara secara year-to-date (ytd), total net buy tercatat mencapai Rp52,75 triliun. Masuknya dana asing ini menjadi pendorong utama bagi penguatan IHSG sepanjang bulan tersebut.

Lebih lanjut, IHSG secara year-to-date hingga 27 September 2024 mengalami kenaikan sebesar 5,83 persen, dengan level indeks berada di 7.696. Meskipun terjadi penurunan kapitalisasi pasar sebesar 1,82 persen menjadi Rp12.875 triliun secara month-to-date, kapitalisasi pasar secara ytd tetap tumbuh sebesar 10,37 persen, menunjukkan kekuatan pasar saham domestik.

Pasar Obligasi dan Imbal Hasil SBN

Tidak hanya di pasar saham, pasar obligasi juga mencatatkan performa yang baik pada September 2024. Indeks Obligasi Indonesia (ICBI), yang menjadi indikator utama pasar obligasi, mengalami kenaikan sebesar 1,28 persen pada bulan tersebut dan mencatat pertumbuhan 5,74 persen ytd, mencapai level 396,13.

Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 10,76 basis poin sepanjang September 2024, dengan tren penurunan tahunan mencapai 7,64 basis poin. Investor asing turut berperan dalam penguatan pasar obligasi, dengan mencatatkan net buy senilai Rp20,82 triliun dalam sebulan terakhir, serta total net buy mencapai Rp31 triliun hingga 26 September 2024.

Inflasi dan Deflasi Menjadi Faktor Pendukung Optimisme Pasar

Salah satu faktor makroekonomi yang turut memengaruhi sentimen positif di pasar adalah laporan inflasi untuk periode September 2024. Inflasi tahunan tercatat sebesar 1,84 persen year-on-year (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Agustus 2024 yang mencapai 2,12 persen yoy.

Sementara itu, inflasi inti tercatat di angka 2,09 persen. Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar 0,12 persen, lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan Agustus yang hanya mencapai 0,03 persen.

Pelaku pasar menyambut baik kondisi inflasi yang terkendali ini, karena menunjukkan adanya stabilitas dalam perekonomian domestik di tengah berbagai tantangan global. “Penurunan inflasi memberikan angin segar bagi pasar, menunjukkan bahwa tekanan harga mulai mereda,” ujar Inarno.

Lebih lanjut, Inarno menjelaskan pada penutupan perdagangan awal bulan Oktober pada Selasa (01/10) kemarin, IHSG ditutup menguat 1,52 persen ke level 7.642,13. Nilai transaksi hari itu menembus Rp41,67 triliun dengan total volume perdagangan sebanyak 25,45 miliar saham.

Dari total perdagangan, tercatat 310 saham mengalami penguatan, 258 saham melemah, sementara 228 saham stagnan. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi dan prospek jangka panjang pasar saham Indonesia.

Secara keseluruhan, IHSG berhasil menunjukkan penguatan yang signifikan sepanjang September 2024, didukung oleh sentimen positif pasar global, masuknya dana asing, serta data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.

Meskipun nilai kapitalisasi pasar mengalami penurunan secara bulanan, optimisme pasar tetap terjaga, memberikan prospek positif bagi pasar keuangan domestik ke depan.

Pada perdagangan kemarin, Di pasar regional, indeks saham Asia mencatatkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat sebesar 1,87%, sementara indeks Straits Times di Singapura terkoreksi tipis 0,12%.

Investor di pasar Jepang merespons rilis data survei Tankan untuk kuartal III-2024 oleh Bank of Japan, yang menunjukkan tingkat optimisme stabil di kalangan perusahaan manufaktur besar Jepang, bertahan di level 13 sesuai dengan ekspektasi pasar. Di sektor non-manufaktur, terjadi peningkatan tipis dari 33 menjadi 34, lebih baik dari prediksi pasar yang memperkirakan angka 32.

Selain itu, pasar juga mencerna data terbaru tentang tingkat pengangguran di Jepang yang menurun menjadi 2,5% pada bulan Agustus dari 2,7% di bulan sebelumnya, melebihi perkiraan pasar yang memprediksi angka 2,6%.