kabarbursa.com
kabarbursa.com

Menjelang Libur Panjang, IHSG Melonjak 4,03 Persen dalam Sepekan

Menjelang Libur Panjang, IHSG Melonjak 4,03 Persen dalam Sepekan
Ilustrasi saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Menjelang libur panjang perayaan Hari Suci Nyepi dan Idulfitri 1446 Hijriah, pasar modal Indonesia menunjukkan performa positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terakhir mencatat pertumbuhan signifikan, menguat 4,03 persen ke level 6.510,620 dari posisi sebelumnya di 6.258,179.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa kenaikan terbesar tercermin dalam rata-rata nilai transaksi harian bursa, yang melonjak 22,26 persen menjadi Rp18,60 triliun dibandingkan Rp15,21 triliun pada pekan sebelumnya.

“Kapitalisasi pasar bursa juga mengalami peningkatan sebesar 2,81 persen, dari Rp10.822 triliun menjadi Rp11.126 triliun dalam sepekan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/03).

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian mencatat pertumbuhan 8,60 persen menjadi 18,77 miliar lembar saham, sementara rata-rata frekuensi transaksi harian naik 16,16 persen menjadi 1,02 juta kali.

Investor asing pada perdagangan Kamis, 27 Maret 2025, mencatatkan pembelian bersih senilai Rp623,65 miliar. Namun, secara keseluruhan sepanjang 2025, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29,92 triliun.

Sementara itu, BEI telah menetapkan kalender bursa 2025 yang mencantumkan periode libur panjang mulai 28 Maret hingga 7 April 2025. Pasar modal akan kembali beroperasi pada Selasa, 8 April 2025.

Sebelumnya diberitakan, Menjelang libur panjang Idul Fitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dalam tekanan pada perdagangan Kamis (27/93).

Indeks langsung melemah ke level 6.443,36 di awal sesi, seiring dengan aksi jual yang terjadi di sejumlah saham unggulan, terutama di sektor perbankan.

Sejumlah analis menilai pelemahan ini dipicu oleh aksi profit taking yang marak dilakukan investor menjelang libur panjang, serta kekhawatiran pasar terhadap sejumlah faktor eksternal dan internal yang dapat memengaruhi pergerakan indeks ke depan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka di level 6.462,6 sebelum akhirnya terkoreksi 0,45% ke posisi 6.443,36 pada pukul 09.05 WIB.

Sepanjang sesi awal perdagangan, indeks bergerak dalam rentang terendah 6.417,24 dan tertinggi 6.466,7. Adapun kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp11.008 triliun pada saat pembukaan perdagangan.

Sejumlah saham dengan nilai transaksi tinggi turut mengalami tekanan jual, terutama di sektor perbankan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dibuka melemah 1%, sementara saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 0,49%.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mencatatkan penurunan lebih dalam, yakni 1,18%, sementara PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 0,88%.

Koreksi tidak hanya terjadi pada saham perbankan, tetapi juga pada saham lain dengan volume transaksi tinggi. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 2,41%, sementara saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) mengalami pelemahan signifikan sebesar 8,09%.

Pelemahan yang terjadi hari ini cukup kontras dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya, Rabu (26/03), di mana IHSG sempat mengalami penguatan sebesar 3,8% dan ditutup di level 6.472,36.

Pada saat itu, investor asing mencatatkan nilai beli bersih atau net buy sebesar Rp2,57 triliun, yang memberikan dorongan positif bagi indeks.

Namun, euforia tersebut tampaknya tidak berlanjut pada hari ini, dengan munculnya aksi ambil untung di tengah kekhawatiran pasar menjelang libur panjang.

Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai bahwa secara teknikal, IHSG masih memiliki peluang untuk menguji level psikologis 6.500 pada perdagangan hari ini.

Namun, aksi profit taking yang marak menjelang libur panjang Lebaran berpotensi menjadi penghambat bagi penguatan indeks.

Selain itu, mereka juga mengingatkan adanya potensi dividend trap yang kemungkinan muncul lebih awal, seiring dengan pengumuman dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), khususnya untuk saham-saham bank berkapitalisasi besar.

Dari sisi eksternal, kebijakan tarif Amerika Serikat yang masih tarik ulur menjadi salah satu faktor yang turut menambah ketidakpastian di pasar.

Sementara itu, dari dalam negeri, muncul kekhawatiran bahwa dorongan konsumsi selama libur Lebaran tahun ini mungkin tidak sebesar yang diharapkan, yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar saham.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume transaksi saham pada sesi awal tercatat sebanyak 850 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp748 miliar.

Frekuensi perdagangan yang terjadi hingga saat ini tercatat sebanyak 64.546 kali. Dari sisi pergerakan saham, sebanyak 174 saham mengalami kenaikan harga, sementara 200 saham melemah, dan 152 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Pasar saham Indonesia sendiri akan segera memasuki periode libur panjang seiring dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang diumumkan BEI, total hari libur Bursa mencapai 8 hari, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri. Libur Lebaran akan dimulai pada Jumat, 28 Maret 2025, dan berakhir pada Senin, 7 April 2025.

Dengan periode libur yang cukup panjang, investor diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, sehingga volatilitas pasar berpotensi meningkat dalam beberapa hari perdagangan terakhir sebelum libur.

Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG saat ini, pasar saham diperkirakan masih akan menghadapi tekanan dalam beberapa waktu ke depan.

Sejumlah analis menyarankan agar investor tetap waspada terhadap kemungkinan IHSG kembali melemah lebih dalam, terutama jika aksi jual masih berlanjut hingga akhir sesi perdagangan hari ini.