kabarbursa.com
kabarbursa.com

Lagi, IHSG Cetak Penguatan di Akhir Pekan Didorong Sektor Keuangan

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (06/09) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan kenaikan signifikan. Sejak awal pembukaan perdagangan, IHSG langsung mengalami lonjakan dan berhasil mempertahankan penguatannya hingga penutupan pasar.

Berdasarkan data yang dilansir dari laman RTI pada akhir pekan pertama bulan Septembsr 2024, IHSG ditutup di level 7.721,84, naik 40,80 poin atau setara dengan 0,53 persen. Saat pembukaan, IHSG berada di posisi 7.681,04 dan sempat menyentuh titik tertinggi di 7.754,47 serta level terendah di 7.683,70.

Pemprov Sulsel

Volume perdagangan pada hari ini mencapai 24,26 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp9,67 triliun. Tercatat, 311 saham mengalami penguatan, 281 saham melemah, dan 201 saham lainnya stagnan.

Sektor Keuangan Pimpin Penguatan

Dalam sektor-sektor yang tercatat di Indeks Sektoral IDX-IC, sektor keuangan memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 2,07 persen. Sektor kesehatan dan properti juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,18 persen dan 0,36 persen.

Di sisi lain, empat sektor mengalami koreksi, dengan sektor infrastruktur dan energi turun paling dalam masing-masing sebesar 0,58 persen, disusul sektor industri yang melemah 0,52 persen.

Saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan di antaranya adalah PICO, BINO, PYFA, BCAP, dan JARR. Sementara itu, saham-saham yang mencatat penurunan terbesar meliputi LABA, DOID, SICO, BHAT, dan DEWI.

Diantara kelimanya, saham PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) naik hingga menyundul batas Auto Rejection Atas (ARA) dan memimpin top gainers. Sebab, PICO melonjak 34,38%.

Diikuti saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO) melesat 17,29% menjadi Rp 312, dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melesat 15,32% menjadi Rp 128.

Ada pula saham PT MNC Capital Indonesia Tbk (BCAP) melesat 15% menjadi Rp 92, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) naik 12,6% menjadi Rp 286.

Jumlah frekuensi perdagangan mencapai 1.079.857 kali transaksi, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 24,16 miliar lembar dan nilai transaksi sebesar Rp9,46 triliun. Sebanyak 311 saham naik, 281 saham turun, dan 201 saham tidak berubah.

Pasar Saham Regional Asia

Pada saat yang sama, bursa saham regional Asia mencatatkan performa yang beragam. Indeks Nikkei turun 265,60 poin atau 0,72 persen ke level 36.391,50, sementara indeks Shanghai juga melemah 22,50 poin atau 0,81 persen ke posisi 2.765,81. Indeks Strait Times mengalami penurunan 9,03 poin atau 0,26 persen ke level 3.449,62. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong libur memperingati hari nasional negara tersebut.

Cadangan Devisa RI Catat Rekor Baru

Penguatan IHSG kali ini juga didukung oleh kabar baik dari dalam negeri, di mana cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2024 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar US$150,2 miliar, menurut Bank Indonesia. Pencapaian ini melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada Desember 2023 sebesar US$146,4 miliar.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyatakan bahwa kenaikan cadangan devisa ini didorong oleh masuknya aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia, yang mencerminkan stabilitas ekonomi domestik yang solid.

Selain itu, penurunan yield US Treasury bertenor 10 tahun ke level 3,73 persen juga menjadi faktor positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena meningkatkan kemungkinan inflow investasi yang lebih besar.

Secara keseluruhan, IHSG berhasil menembus rekor intraday tertinggi sepanjang masa di level 7.754, melampaui rekor sebelumnya di level 7.726 yang tercatat pada 29 Agustus 2024. Pada penutupan pasar kemarin, mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, dengan sektor keuangan menjadi motor utama yang menopang pergerakan IHSG.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (05/09) kemarin, kembali mencatatkan penguatan meskipun belum berhasil menembus level psikologis 7.700. Pada penutupan perdagangan, IHSG naik tipis 0,11% atau 8,15 poin ke level 7.681,04, namun gagal mempertahankan posisi di atas 7.700 dan kembali berakhir di kisaran 7.600.
Nilai transaksi pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,8 triliun, dengan volume perdagangan sebesar 18 miliar saham yang berpindah tangan melalui 1,2 juta kali transaksi. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 348 saham mencatatkan kenaikan, 235 saham mengalami penurunan, dan 211 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor properti menjadi kontributor terbesar bagi penguatan IHSG dengan kenaikan sebesar 1,72%. Dua emiten perbankan besar, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), juga memberikan kontribusi signifikan, dengan masing-masing menyumbang 5,5 dan 3,7 poin terhadap IHSG.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin, terjadi di tengah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan di AS mengalami penurunan pada Juli 2024, mencapai titik terendah sejak Januari 2021. Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan pasar tenaga kerja AS mulai mendingin, dengan jumlah lowongan kerja turun menjadi 7,673 juta dari 8,1 juta yang diperkirakan sebelumnya.

Penurunan jumlah lowongan pekerjaan ini menambah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS dan menjadi tanda bahwa kebijakan suku bunga tinggi The Federal Reserve (The Fed) mulai berdampak pada pasar tenaga kerja. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed mungkin segera menurunkan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.

Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, aliran modal asing yang meninggalkan pasar AS diharapkan dapat masuk ke pasar saham di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan optimisme bagi IHSG, meskipun pergerakan hari ini relatif stabil tanpa lonjakan besar.