kabarbursa.com
kabarbursa.com

Kredit UMKM di Sulsel Lesu, Pertumbuhan Hanya Sentuh 1,95 Persen

Kredit UMKM di Sulsel Lesu, Pertumbuhan Hanya Sentuh 1,95 Persen
Kredit UMKM (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Meski sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus digadang-gadang sebagai tulang punggung perekonomian daerah, namun penyaluran kredit untuk sektor ini di Sulawesi Selatan (Sulsel) justru menunjukkan tren yang lesu.

Per Januari 2025, total kredit yang disalurkan hanya mencapai Rp61,13 triliun, naik tipis 1,95 persen secara tahunan (year on year/YoY), menurut data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pertumbuhan ini nyaris stagnan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, di mana pada Desember 2024 pertumbuhannya juga hanya berada di angka 1,98 persen YoY.

Lambatnya penyaluran kredit ini mencerminkan makin menyusutnya perhatian perbankan terhadap sektor UMKM. Tercatat, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit yang disalurkan bank umum terus menurun, dari 40,31 persen pada 2022 menjadi 38,19 persen di 2024, dan hanya 38,04 persen per Januari 2025.

Jumlah debitur pun ikut menyusut. Jika pada 2022 masih terdapat 943.207 debitur penerima pembiayaan UMKM, maka jumlah itu turun menjadi 910.178 di akhir 2024, dan kembali berkurang menjadi 908.626 pada Januari 2025.

Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menyebutkan bahwa mayoritas kredit UMKM di Sulsel disalurkan kepada pelaku usaha mikro dengan total realisasi mencapai Rp34,04 triliun atau sekitar 55,69 persen dari keseluruhan kredit UMKM. Meski nilainya naik 2,89 persen YoY, jumlah debiturnya justru menurun 2,36 persen menjadi 849.033 orang.

“Sementara itu, pelaku usaha kecil menempati posisi kedua dengan penyaluran kredit sebesar Rp17,56 triliun, tumbuh 0,73 persen YoY. Segi jumlah debitur justru meningkat 6 persen menjadi 55.035 orang” katanya, Kamis (10/04).

Untuk usaha menengah, penyaluran kredit berada di angka Rp9,53 triliun dengan pertumbuhan 0,87 persen YoY. Namun, jumlah debiturnya kembali mencatat penurunan sebesar 2,44 persen menjadi hanya 4.558 debitur.