kabarbursa.com
kabarbursa.com

Jelang Akhir Kuartal II/2024, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Capai Rp15.500

Jelang Akhir Kuartal II/2024, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Capai Rp15.500
Rupiah Menguat (Kabar Makassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat menunjukkan potensi untuk menguat secara perlahan menuju level Rp15.500 pada akhir kuartal II/2024. Hal ini terlihat pada perdagangan kemarin, Rabu (13/3), rupiah menguat dan ditutup di level Rp15.575, meskipun mayoritas mata uang Asia lainnya melemah.

Menurut data Bloomberg, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,10 persen menjadi Rp15.575 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,03 persen ke level 102,92.

Pemprov Sulsel

Hal ini menunjukkan adanya potensi untuk penguatan lebih lanjut pada nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,04 persen, dolar Singapura turun 0,05 persen, dolar Taiwan turun 0,17 persen, won Korea Selatan turun 0,27 persen, dan peso Filipina turun 0,13 persen.

Pada perdagangan hari ini, mata uang beberapa negara Asia mengalami penurunan, seperti Rupee India sebesar 0,12 persen, yuan China 0,17 persen, Ringgit Malaysia sebesar 0,23 persen.

Proyeksi para analis dari Citigroup Inc, Natwest Markets, dan lembaga lainnya sebelumnya menunjukkan bahwa rupiah Indonesia diperkirakan akan diperdagangkan menuju level Rp15.800 per dollar AS pada kuartal II/2024.

Proyeksi ini muncul di tengah tekanan musiman yang sedang berlangsung. Meski demikian, pasar terus memperhatikan pergerakan mata uang regional dan global untuk menangkap sinyal tentang kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.

Sisi lain, mata uang Garuda memiliki potensi untuk menguat menuju level 15.350. Hal ini merupakan level terkuat yang dicapai dalam enam bulan terakhir, di tengah prospek penurunan suku bunga Federal Reserve yang segera akan berdampak pada hambatan-hambatan jangka pendek.

Momentum penguatan ini juga diprediksi akan mendorong pembelian obligasi, dengan sejumlah investor yang telah melakukan investasi dalam surat utang Indonesia sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan suku bunga The Fed.

Proyeksi ini menunjukkan bahwa mata uang rupiah masih memiliki potensi untuk menguat dalam beberapa waktu ke depan, meskipun tetap perlu diwaspadai terhadap berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar ke depannya.

“Arus obligasi mempengaruhi mata uang secara signifikan, yang mungkin mulai menguat ke Rp15.500 per dolar AS di akhir kuartal II/2024,” kata Edward Lee, kepala ekonom dan kepala FX ASEAN dan Asia Selatan di Standard Chartered.