KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Kamis (05/12), dibuka menguat tipis sebesar 6,824 poin atau 0,001 persen ke level 7.326,502.
Di awal sesi perdagangan, tercatat sebanyak 33 saham mengalami kenaikan, sementara 33 saham lainnya melemah. Sebagai pembanding, pada penutupan perdagangan Rabu (04/12) IHSG ditutup di level 7.326,764.
Meski IHSG menunjukkan penguatan, sejumlah indeks saham blue chip justru mengalami pelemahan. Berikut rinciannya:
LQ45 turun 0,001 persen ke level 882,900
IDX30 melemah 0,001 persen ke level 451,603
JII menurun 0,001 persen ke level 511,599
KOMPAS100 terkoreksi tipis 0,000 persen ke level 1.119,961
Pembukaan IHSG yang positif ini mengindikasikan adanya optimisme di pasar, namun investor tetap diingatkan untuk mencermati pergerakan pasar yang dinamis dan potensi perubahan tren selama sesi perdagangan berlangsung.
Di sisi lain, Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan performa gemilang pada Rabu (4/12). Investor asing melanjutkan aksi beli bersih (net buy), dengan total nilai mencapai Rp 744,6 miliar di seluruh pasar.
Sepanjang tahun ini, total net buy asing terus bertambah, kini menyentuh angka fantastis Rp 23,1 triliun.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi primadona dengan net buy terbesar di pasar reguler senilai Rp 129,2 miliar.
Selain itu, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga menjadi incaran asing, dengan pembelian bersih mencapai Rp 111,4 miliar.
Di sisi lain, tekanan jual asing terlihat pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang mencatat net sell tertinggi senilai Rp 154,7 miliar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan tajam, melesat 130,74 poin atau 1,82% ke level 7.326,7. Ini menjadi penguatan beruntun selama dua hari terakhir, yang dipicu oleh dimulainya aksi window dressing akhir tahun.
Hingga penutupan pasar, sebanyak 379 saham menguat, 210 melemah, dan 205 stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 10,91 triliun, dengan volume perdagangan sebesar 22,02 miliar saham dan frekuensi transaksi sebanyak 1.295.270 kali.
Sektor saham juga hampir seluruhnya menghijau. Sektor barang baku mencatat kenaikan tertinggi sebesar 3,4%, diikuti sektor infrastruktur (1,4%), energi (1,1%), barang konsumsi primer (0,9%), dan properti (0,8%). Satu-satunya sektor yang melemah adalah teknologi, yang turun tipis 0,03%.
Kenaikan IHSG juga diwarnai oleh tiga saham yang melesat tajam hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA). Saham PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) melonjak 35% menjadi Rp 162, diikuti PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) yang naik 34% menjadi Rp 256, dan PT Green Power Group Tbk (LABA) yang menguat 24,8% menjadi Rp 362.
Di tengah euforia pasar saham domestik, indeks saham Asia bergerak bervariasi. Indeks Shanghai (China) melemah 0,4% dan Hang Seng (Hong Kong) turun 0,02%. Sebaliknya, indeks Straits Times (Singapura) naik 0,4%, sementara Nikkei (Jepang) menguat tipis 0,07%.
Rekomendasi saham hari ini
Setelah IHSG berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu kemarin ,sejumlah saham potensial diprediksi dapat melanjutkan tren kenaikan bullish pada hari ini, Kamis (5/12).
Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpeluang menguji level resistance 7.368 dengan rentang perdagangan di level 7.251 hingga 7.368 dan support di level 7.150 pada hari ini.
Saham BRMS, RAJA, dan ENRG dengan rekomendasi trading buy secara teknikal dapat dilakukan.Target harga saham untuk BRMS Rp474, RAJA Rp2.500, dan ENRG Rp274 per saham.
Dilansir dari, Bloomberg, berikut daftar saham pilihan yang dirangkum dari berbagai broker ternama:
Rekomendasi Saham Hari Ini
BRI Danareksa Sekuritas
DOID
ISAT
BNI Sekuritas
BRIS
RAJA
EMTK
EXCL
PSAB
ARTO
Phillip Sekuritas
ENRG
TOTL
BRMS
MNC Sekuritas
ASII
BFIN
INKP
TPIA
CGS International Sekuritas
TINS
AMRT
JPFA
BREN
BRMS
PSAB
Phintraco Sekuritas
ANTM
ACES
MEDC
AMRT
ELSA
BRIS
Panin Sekuritas
RAJA
INDF
JSMR
BIRD
Reliance Sekuritas
TPIA
ADRO
EMTK
PYFA
Disclaimer : Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membelu produk tertentu