kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Terkoreksi Usai BI Pangkas Suku Bunga, Sektor Teknologi Jadi Beban Terbesar

IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.349,58, Saham-Saham Perbankan dan Big Caps Terkerek Naik
Ilustrasi KabarMakassar
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada perdagangan hari Rabu (18/09) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami sedikit koreksi, meskipun Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan penurunan suku bunga acuan. IHSG ditutup melemah tipis sebesar 0,03%, atau turun 2,64 poin, berakhir pada level 7.829,13. Meski begitu, indeks saham utama ini masih mampu bertahan di atas level psikologis 7.800.

Ringkasan Perdagangan

Pemprov Sulsel

Sepanjang perdagangan, nilai transaksi IHSG tercatat mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 28 miliar lembar saham. Transaksi saham ini terjadi dalam lebih dari 1,3 juta kali transaksi. Di antara saham-saham yang diperdagangkan, sebanyak 282 saham mencatatkan penguatan, 295 saham mengalami penurunan, dan 222 saham stagnan. Meski IHSG sempat bergerak positif pada pembukaan perdagangan, namun tekanan jual yang cukup kuat di sektor teknologi membuat indeks ini terseret turun hingga penutupan sesi.

Sektor Teknologi Menjadi Penekan Terbesar IHSG

Sektor teknologi menjadi sektor yang paling terdampak pada perdagangan hari ini. Dengan koreksi sebesar 2,59%, sektor ini menjadi kontributor terbesar terhadap pelemahan IHSG. Penurunan tajam ini didorong oleh tekanan pada saham-saham teknologi utama, termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang menyumbang penurunan sebesar 9,1 poin terhadap IHSG. Selain itu, saham energi terbarukan seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga turut menekan IHSG dengan kontribusi penurunan sebesar 16,1 poin.

Selain sektor teknologi, sektor infrastruktur dan barang konsumen non-primer juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,26% dan 1,17%. Sementara itu, enam sektor lainnya justru mencatatkan penguatan, dipimpin oleh sektor kesehatan yang naik 2,15%. Sektor properti dan industri juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,00% dan 0,71%.

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin

Keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6% menjadi berita utama di pasar keuangan hari ini. Pemotongan ini menandai penurunan pertama sejak Februari 2021, setelah BI menaikkan suku bunga secara bertahap sebesar 275 bp dari Agustus 2022 hingga April 2024. Suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan Lending Facility menjadi 6,75%.

Dalam konferensi persnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga ini adalah upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang semakin tidak menentu. “Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6%,” ujar Perry dalam konferensi pers yang diadakan Rabu (18/09).

Penurunan suku bunga ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi domestik di tengah inflasi yang terkendali serta memperkuat daya beli masyarakat. BI berharap kebijakan ini dapat mendorong sektor-sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan industri manufaktur.

Pasar Menanti Langkah The Fed

Setelah keputusan BI ini, perhatian pasar kini beralih kepada keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan bahwa ada peluang 100% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bp hingga 50 bp, menyusul data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan pelambatan ekonomi. Pemangkasan terakhir suku bunga The Fed terjadi pada Maret 2020, saat pandemi COVID-19 melanda, dengan suku bunga dipangkas mendekati nol untuk mendukung ekonomi AS.

Data inflasi produsen dan konsumen AS yang terus menurun, serta inflasi PCE yang sudah berada pada level yang rendah, menjadi alasan utama ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Ditambah lagi, angka pengangguran di AS menunjukkan tren yang meningkat, yang semakin memperkuat alasan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Dalam perdagangan kemarin, saham-saham teknologi mencatatkan kinerja terburuk dengan penurunan tajam. Saham GOTO dan BREN menjadi penekan terbesar bagi IHSG. Di sisi lain, beberapa saham mencatatkan penguatan terbesar, seperti MMIX, GUNA, SGER, KMDS, dan NEST. Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah NASI, TFAS, VISI, BELL, dan PSAB.

Pergerakan Bursa Asia

Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari ini. Indeks Nikkei di Jepang berhasil naik 177 poin atau 0,49% ke level 36.581,80, sementara indeks Shanghai di Tiongkok turun 13,18 poin atau 0,49% ke level 2.717,28. Indeks Strait Times di Singapura juga melemah 3,58 poin atau 0,10% ke level 3.589,83.

Meskipun terjadi koreksi tipis di IHSG, pelaku pasar optimis bahwa langkah-langkah moneter dari BI serta potensi pelonggaran kebijakan oleh The Fed dapat memberikan dorongan positif bagi pasar saham dalam jangka pendek.