KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (28/10) ditutup melemah 0,78%, atau turun 60,03 poin ke level 7.634,63 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Koreksi ini menambah pelemahan IHSG selama sepekan yang tercatat turun 1,78%, meskipun secara tahunan masih menunjukkan kenaikan 4,98%.
Saham-saham di sektor teknologi, infrastruktur, dan kesehatan menjadi sektor yang menekan IHSG ke zona merah. Sektor teknologi melemah paling tajam dengan koreksi 1,48%, diikuti sektor infrastruktur yang turun 1,34%, serta sektor kesehatan yang turun 0,86%. Sektor keuangan dan energi juga ikut tertekan masing-masing sebesar 0,85% dan 0,56%.
Namun, ada lima sektor yang justru mencatatkan penguatan, di antaranya sektor perindustrian yang naik 0,41% serta sektor properti dan real estat yang menguat 0,36%. Sektor barang baku, barang konsumsi nonprimer, serta transportasi dan logistik juga turut menguat meski dengan kenaikan tipis.
Meski IHSG melemah, sejumlah saham berhasil mencatatkan kenaikan signifikan. PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin Tbk (SAFE) memimpin top gainers dengan lonjakan 24,74%. Di belakangnya ada PT Shield On Service Tbk (SOSS) yang naik 24,44% dan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SONA) yang menguat 19,58%. Sementara itu, saham-saham yang masuk dalam daftar top losers termasuk PT Sunindo Adipersada Tbk (SUNI) yang anjlok 23,65% dan PT Mitra Finansial Indonesia Tbk (MFIN) yang turun 15,93%.
Di kelompok saham LQ45, saham-saham yang tercatat sebagai top gainers antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang naik 2,59%, diikuti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang menguat 1,87%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang naik 1,58%. Sementara itu, top losers LQ45 mencakup PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang melemah 5,69%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang turun 5,34%, serta PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun 4,78%.
Investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp 250,15 miliar di seluruh pasar. Di pasar reguler, net sell mencapai Rp 355,71 miliar, sedangkan di pasar negosiasi terjadi net buy senilai Rp 105,56 miliar.
Saham-saham dengan net buy terbesar asing hari ini termasuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan net buy Rp 24,91 miliar, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Rp 23,78 miliar, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 23,5 miliar.
Sedangkan, saham dengan net sell asing tertinggi yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell Rp 259,42 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 208,61 miliar, dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp 27,6 miliar.
Pada penutupan perdagangan kemarin, total volume transaksi mencapai 20,73 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,59 triliun. Sebanyak 365 saham mengalami penurunan, sementara 203 saham menguat, dan 227 saham berada di posisi stabil atau tidak berubah.
Di jajaran saham berkapitalisasi besar, saham-saham seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berhasil mendongkrak IHSG dengan kenaikan masing-masing 5,61% dan 4,22%. Namun, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Barito Pacific Tbk (BREN) menjadi beban bagi indeks dengan pelemahan 3,19% dan 6,53%.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka stagnan pada posisi 7.694,66. IHSG sempat bergerak di rentang 7.692,69-7.714,73 sesaat setelah pembukaan. Tercatat, 170 saham menguat, 123 saham melemah, dan 252 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp12.958 triliun. Saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) yang menjadi konstituen baru indeks LQ45 tercatat menguat 5,65% ke level Rp655 per saham pagi ini. Begitu pula saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) yang naik 3,93% pagi ini ke level Rp1.455 per saham.
IHSG berbalik ke zona merah pada perdagangan awal pekan ini hingga pukul 11.20 WIB. IHSG merosot 1,08% atau turun 83,21 poin ke posisi 7.611. Penurunan IHSG ditekan oleh koreksi harga saham BBRI 0,84%, BMRI -2,84%, BBCA -0,7%, BREN anjlok 6,19%, PANI -3,51%, dan GOTO turun 2,86%.
Hingga akhir sesi I, IHSH ditutup di posisi 7.610,18. Di level itu, IHSG terkoreksi 84,47 poin atau turun 1,1%. Sepanjang sesi I, IHSG bergerak di rentang 7.599,62–7.714,74. Sebanyak 187 saham menguat, 385 saham melemah, dan 216 saham stagnan.
Koreksi IHSG ditekan oleh pelemahan harga saham BBRI -0,84%, BMRI -3,19%, BREN -6,53%, BBCA -0,7%, dan PANI turun 2,34%. Di sisi lain, saham BRMS naik 4,57%, ADRO 0,55%, PSAB 3,23%, ANTM 2,52%, dan TLKM naik tipis 0,34%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami pergerakan yang volatil sepanjang pekan ini, 28 Oktober—1 November 2024, seiring munculnya sejumlah sentimen dari pasar global dan kebijakan domestik. Pada penutupan perdagangan Jumat (25/10/2024), IHSG berada di level 7.694,66, mencatatkan kenaikan 5,8% secara year-to-date (YtD).
Para pelaku pasar perlu memperhatikan tiga sentimen utama yang berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Sentimen tersebut meliputi potensi berakhirnya tren reli pasar saham AS, pembaruan indikator makroekonomi global, serta kebijakan energi dan pembangunan di bawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
Di AS, Wall Street menghadapi volatilitas dengan S&P 500 yang ditutup datar pada Jumat lalu. Dow Jones mengalami penurunan sebesar 259 poin, sementara Nasdaq 100 naik 0,5% didorong oleh penguatan saham teknologi yang mengimbangi pelemahan di sektor perbankan. Saham New York Community Bancorp, misalnya, anjlok 8,2% setelah proyeksi kinerjanya mengecewakan. Saham Bank of America dan Wells Fargo turun masing-masing 1,7% dan 1,3%, sementara Morgan Stanley dan Goldman Sachs merosot 2%.
Selain itu, investor juga akan memantau data ekonomi penting dari AS yang dijadwalkan rilis pekan ini, seperti estimasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III/2024, laporan non-farm payrolls, tingkat pengangguran, dan lowongan pekerjaan JOLTS.
Data lainnya termasuk ISM Manufacturing PMI, kepercayaan konsumen, laporan inflasi PCE, serta angka pengeluaran dan pendapatan pribadi. Pengaruh dari investor asing juga menjadi perhatian penting, setelah selama seminggu terakhir mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp1,7 triliun di pasar reguler, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penjualan terbesar.
Dari dalam negeri, pelantikan Presiden Prabowo Subianto diikuti dengan kebijakan yang menekankan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama untuk menghadapi ketidakpastian global.
Prabowo juga menginstruksikan kementerian terkait untuk mempercepat pengembangan hilirisasi terhadap 26 komoditas strategis serta mendukung program peningkatan gizi di masyarakat. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif pada saham sektor-sektor terkait, terutama komoditas, infrastruktur, dan barang konsumsi.
Secara keseluruhan, pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada mengingat pergerakan yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh berbagai sentimen baik dari luar maupun dalam negeri.