KabarMakassar.com — Euforia libur panjang Lebaran yang baru saja usai tampaknya tak mampu menahan tekanan hebat di pasar modal Indonesia. Alih-alih dibuka dengan semangat baru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru langsung terjerembap ke zona merah dalam perdagangan perdana pasca-Lebaran, Selasa (08/04).
Pada awal perdagangan hari ini, IHSG mengalami penurunan tajam, mencerminkan ketidakpastian pasar yang mencengkeram kuat seiring kabar global yang tak bersahabat.
Berdasarkan data dari RTI Business pukul 09.01 WIB, IHSG dibuka anjlok 9,19% atau terkoreksi sebesar 598,55 poin, sehingga menetap di level 5.912,06.
Pergerakan indeks berada di rentang sempit antara 5.912 hingga 5.914, menunjukkan tekanan jual yang masif sejak awal sesi. Total volume perdagangan saham mencapai 1,59 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp1,92 triliun dan dilakukan dalam 64.620 kali transaksi.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang mampu menguat, sementara 552 saham melemah dan 65 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa tercatat menyusut hingga tersisa Rp11.280 triliun.
Menanggapi kondisi luar biasa ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera mengambil langkah penyesuaian terhadap sejumlah regulasi penting guna menjaga stabilitas pasar.
Melalui pernyataan resminya, manajemen BEI menyampaikan bahwa penyesuaian dilakukan pada ketentuan auto-rejection bawah dan penghentian sementara perdagangan efek.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk memastikan perdagangan berjalan dengan tertib, adil, dan efisien di tengah gejolak yang terjadi.
Perubahan tersebut tertuang dalam dua Surat Keputusan Direksi Bursa yang diterbitkan pada hari yang sama, yakni 8 April 2025.
Kedua surat keputusan tersebut mengatur perubahan dalam Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan panduan penanganan perdagangan dalam kondisi darurat. Seluruh kebijakan baru tersebut langsung diberlakukan pada hari ini juga.
Salah satu poin penting dalam perubahan itu adalah penyesuaian batas auto rejection bawah menjadi 15% untuk efek berbentuk saham di Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru.
Ketentuan ini juga mencakup produk Exchange-Traded Fund (ETF) dan Dana Investasi Real Estat (DIRE) di seluruh rentang harga. Sementara itu, mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) juga direvisi.
Jika IHSG jatuh lebih dari 8% dalam satu hari bursa, perdagangan akan dihentikan selama 30 menit. Jika penurunan berlanjut hingga melewati 15%, trading halt tambahan selama 30 menit akan kembali dilakukan.
Lebih jauh lagi, apabila IHSG terus terperosok hingga turun lebih dari 20%, BEI memiliki wewenang untuk melakukan trading suspend sampai akhir sesi, bahkan dapat diperpanjang melewati satu sesi dengan persetujuan atau perintah dari OJK.
Menurut BEI, kebijakan ini bertujuan untuk menjaga volatilitas pasar serta memberi ruang bagi investor untuk menyesuaikan strategi berdasarkan informasi yang tersedia. Praktik serupa juga disebut telah diterapkan di bursa-bursa global sebagai langkah mitigasi risiko.
Dari sisi analis, Equity Research Analyst dari Panin Sekuritas, Felix Darmawan, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap IHSG memang sudah diperkirakan terjadi sejak awal pembukaan pasar pasca libur Lebaran.
Ia menyebut bahwa kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump menjadi faktor utama yang mengguncang pasar global. Diketahui bahwa Trump resmi menetapkan tarif impor sebesar 10% terhadap seluruh negara pada Rabu (02/04), bahkan beberapa negara dikenai tarif resiprokal yang lebih tinggi.
Efek dari kebijakan tersebut langsung terasa pada indeks saham dunia. Di AS, CCMP Index di NASDAQ rontok 11,44%, SPX Index di S&P 500 turun 10,53%, dan DJI Index di Dow Jones jatuh 9,26%.
Dampaknya juga menjalar ke Eropa, di mana CAC Index di Bursa Prancis melemah 7,43%, DAX Index di Jerman turun 7,81%, dan IBEX Index di Spanyol turun 6,95%.
Sementara itu, pasar saham Indonesia yang masih libur pada saat itu, baru merespons tekanan global ini di hari pembukaan perdagangan, Selasa (8/4/2025).
Sebelum libur panjang, IHSG masih mencatatkan penguatan sebesar 0,59% pada Kamis (27/03) kemarin, menutup sesi di level 6.510,62. Namun secara keseluruhan, indeks sudah berada di zona negatif dengan pelemahan 8,04% secara year to date (YTD).
Menurut Felix, tekanan tambahan datang dari melemahnya nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh Rp17.000 per dolar AS.
Ia memperkirakan bahwa reaksi negatif investor pada Selasa pagi ini adalah bentuk antisipasi atas dinamika global yang belum mereda.
“Investor mungkin memilih untuk wait and see terlebih dahulu sembari menanti respons pemerintah Indonesia terhadap kebijakan tarif dari AS. Jika pemerintah berhasil meredam dampaknya lewat strategi kompromi, bukan tak mungkin sentimen bisa berbalik arah menjadi positif,” ujar Felix.
Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
BRI Danareksa Sekuritas
NCKL
Samuel Sekuritas
BBRI
TLKM
ADRO
MDKA
KLBF
CBDK
Phillip Sekuritas
HRTA
SCMA
NSSS
MNC Sekuritas
ASII
BMRI
MAPI
PNLF
CGS International Sekuritas
LSIP
MAPI
INDF
ANTM
HRTA
JPFA
Phintraco Sekuritas
SCMA
PGAS
CLEO
SIDO
ANTM
Panin Sekuritas
SCMA
GJTL
PANI
ANTM
Mirae Asset Sekuritas
ASII
GOTO
LSIP
MAIN
PGAS
DAAZ
IMJS
KSIX
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.