kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Menguat Tipis di Tengah Tekanan Global

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (05/09) kemarin, kembali mencatatkan penguatan meskipun belum berhasil menembus level psikologis 7.700.

Pada penutupan perdagangan, IHSG naik tipis 0,11% atau 8,15 poin ke level 7.681,04, namun gagal mempertahankan posisi di atas 7.700 dan kembali berakhir di kisaran 7.600.

Pemprov Sulsel

Nilai transaksi pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,8 triliun, dengan volume perdagangan sebesar 18 miliar saham yang berpindah tangan melalui 1,2 juta kali transaksi. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 348 saham mencatatkan kenaikan, 235 saham mengalami penurunan, dan 211 saham stagnan.

Sektor Properti Jadi Penopang Utama IHSG

Secara sektoral, sektor properti menjadi kontributor terbesar bagi penguatan IHSG dengan kenaikan sebesar 1,72%. Dua emiten perbankan besar, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), juga memberikan kontribusi signifikan, dengan masing-masing menyumbang 5,5 dan 3,7 poin terhadap IHSG.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin, terjadi di tengah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan di AS mengalami penurunan pada Juli 2024, mencapai titik terendah sejak Januari 2021. Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan pasar tenaga kerja AS mulai mendingin, dengan jumlah lowongan kerja turun menjadi 7,673 juta dari 8,1 juta yang diperkirakan sebelumnya.

Pasar Global Dikhawatirkan Dampak Kebijakan Suku Bunga The Fed

Penurunan jumlah lowongan pekerjaan ini menambah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS dan menjadi tanda bahwa kebijakan suku bunga tinggi The Federal Reserve (The Fed) mulai berdampak pada pasar tenaga kerja. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed mungkin segera menurunkan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.

Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, aliran modal asing yang meninggalkan pasar AS diharapkan dapat masuk ke pasar saham di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan optimisme bagi IHSG, meskipun pergerakan hari ini relatif stabil tanpa lonjakan besar.

Top Gainers dan Losers IHSG Hari Ini

Emiten yang mencatatkan kenaikan tertinggi pada perdagangan kemarin antara lain PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) yang melonjak 32,61% menjadi Rp 244, diikuti oleh PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) yang menguat 20,95% menjadi Rp 127, dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) yang naik 15,89% ke level Rp 248.

Di sisi lain, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar termasuk PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) yang melemah 11,11%, serta PT Net Visi Media Tbk (NETV) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMLE) yang masing-masing terkoreksi 9,76% dan 7,04%.

IHSG Tetap Stabil di Tengah Tekanan Eksternal

IHSG berhasil mempertahankan tren penguatannya di tengah ketidakpastian global yang disebabkan oleh data tenaga kerja AS. Pasar masih mengantisipasi langkah-langkah kebijakan moneter lebih lanjut dari The Fed yang diperkirakan akan segera menurunkan suku bunga.

Menurut data dari RTI Business, frekuensi perdagangan mencapai sekitar 1,2 juta kali transaksi dengan total volume perdagangan sebanyak 18,3 miliar saham. Nilai transaksi keseluruhan tercatat sekitar Rp 9,92 triliun, yang menunjukkan minat investor tetap tinggi meski volatilitas pasar global masih berlangsung.

Sementara itu, di pasar global, indeks saham Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei di Jepang melemah 1,05% ke level 36.657,10, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong turun tipis 0,07% ke level 17.444,30. Di sisi lain, indeks Shanghai menguat 0,14% ke posisi 2.788,31 dan Straits Times di Singapura naik 0,50% ke 3.458,65.

Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 735,7 miliar di seluruh pasar Bursa Efek Indonesia (BEI). Seiring dengan penguatan IHSG, net buy terbesar terjadi pada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai mencapai Rp 133,3 miliar. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menjadi incaran investor asing, dengan net buy sebesar Rp 125,4 miliar.

Sebaliknya, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami tekanan jual dengan nilai net sell oleh investor asing mencapai Rp 76,4 miliar, meskipun dampaknya tidak signifikan terhadap IHSG secara keseluruhan.

Prospek Positif IHSG ke Depan

Dengan penguatan yang terjadi hari ini, IHSG diprediksi akan tetap stabil di level 7.600-an, meskipun masih ada potensi fluktuasi jangka pendek. Sebagian besar sektor mencatatkan penguatan, terutama sektor keuangan yang naik 1,84%, serta sektor barang konsumsi primer dan properti yang masing-masing naik 1,63% dan 1,35%.

Sementara itu, satu-satunya sektor yang mengalami penurunan adalah sektor energi yang melemah 0,35%. Namun, secara keseluruhan, pasar tetap optimis terhadap prospek penguatan IHSG dalam beberapa hari ke depan, terutama jika ada langkah-langkah kebijakan moneter yang menguntungkan dari AS.