KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/10), dengan target jangka pendek di level 7.347.
Penguatan ini sejalan dengan momentum positif menjelang pelantikan Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang akan dilakukan hari ini.
Kondisi pasar yang kondusif dan antusiasme investor terhadap pemerintahan baru telah mendorong sentimen positif, memperkuat ekspektasi akan stabilitas politik dan kebijakan ekonomi yang pro-pasar.
Pada penutupan perdagangan Jumat (18/10), IHSG tercatat menguat sebesar 0,32% ke level 7.760, didukung oleh dominasi volume pembelian yang menunjukkan adanya kepercayaan dari pelaku pasar.
Secara teknikal, IHSG saat ini diperkirakan berada dalam fase wave (iii) dari wave [iii] menurut skenario hitam, atau berada dalam wave [iii] dari wave 5 berdasarkan skenario merah. Keduanya mengindikasikan bahwa IHSG memiliki potensi untuk melanjutkan kenaikan dengan target berikutnya di kisaran 7.810-7.910.
Analis dari MNC Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham untuk perdagangan hari ini, termasuk AMRT, ASRI, BBCA, dan PTPP. Berikut adalah detail rekomendasinya:
- AMRT (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)
Saham AMRT mengalami kenaikan sebesar 0,90% dan ditutup pada level 3.360 pada penutupan pekan lalu, dengan peningkatan volume pembelian yang signifikan. Saat ini, saham tersebut diperkirakan sedang berada dalam fase wave iii dari wave (v), yang mengindikasikan peluang untuk melanjutkan penguatan lebih lanjut.
– Buy on Weakness: 3.230-3.310
– Target Price: 3.420, 3.520
– Stoploss: di bawah 3.200
Potensi penguatan ini didukung oleh prospek pertumbuhan sektor ritel yang cenderung membaik dengan adanya kebijakan insentif ekonomi dari pemerintahan baru. - ASRI (PT Alam Sutera Realty Tbk)
ASRI ditutup stagnan di level 238, tetapi volume pembelian menunjukkan peningkatan, mengindikasikan adanya minat beli yang bertahan. Posisi saham ini diperkirakan berada dalam bagian dari wave [iii] dari wave 5, yang membuka peluang bagi penguatan di masa depan.
– Buy on Weakness: 230-234
– Target Price: 258, 274
– Stoploss: di bawah 226
Sektor properti diperkirakan akan mendapat dorongan positif dari kebijakan pemerintah yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat. - BBCA (PT Bank Central Asia Tbk)
Saham BBCA menguat tipis 0,23% ke level 10.750, meskipun disertai adanya tekanan jual. Secara teknikal, posisi BBCA berada dalam wave (iii) dari wave [iii] pada skenario hitam, dengan potensi penguatan lebih lanjut jika volume pembelian dapat kembali mendominasi.
– Buy on Weakness: 10.575-10.675
– Target Price: 10.975, 11.175
– Stoploss: di bawah 10.375
Saham sektor perbankan seperti BBCA cenderung diuntungkan oleh kebijakan moneter yang akomodatif dan stabilitas ekonomi, terutama di tengah transisi pemerintahan. - PTPP (PT Pembangunan Perumahan Tbk)
Saham PTPP mencatatkan kenaikan 0,85% ke level 474 dengan dukungan kuat dari volume pembelian. Saat ini, saham ini berada di awal wave [iii] dari wave C, memberikan potensi penguatan lebih lanjut selama harga masih bertahan di atas level stoploss 456.
– Buy on Weakness: 464-472
– Target Price: 490, 525
– Stoploss: di bawah 456
Dengan latar belakang sektor konstruksi yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan program pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur, PTPP menjadi salah satu saham yang layak dipertimbangkan.
Optimisme Pasar Jelang Pelantikan Kabinet Baru
Pengumuman Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto pada Minggu malam (20/10) disambut positif oleh pasar. Pemerintahan baru diperkirakan akan mempercepat program pembangunan dan memperkuat kebijakan ekonomi untuk menghadapi tantangan global.
Nama-nama besar yang diumumkan, seperti Sri Mulyani di posisi Menteri Keuangan, Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, dan tokoh lainnya dinilai dapat memperkuat stabilitas ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor.
Transisi pemerintahan yang mulus diharapkan menjadi katalis utama bagi penguatan pasar modal Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. Kebijakan ekonomi yang diusung oleh pemerintahan Prabowo-Gibran, termasuk rencana pembatalan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% dan sejumlah insentif fiskal, diproyeksikan akan mendukung daya beli masyarakat dan kinerja emiten.
Prospek IHSG Hingga Akhir Tahun
Meski optimisme menguat, beberapa tantangan masih menghadang pasar hingga akhir tahun. Data inflasi yang cenderung tinggi dan kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat yang masih lemah bisa menjadi kendala dalam menjaga tren penguatan IHSG. Namun, dengan kebijakan fiskal yang tepat dan dukungan dari sektor-sektor strategis, IHSG diproyeksikan tetap dapat mencapai target optimis di level 7.925-8.000 pada akhir tahun ini.
Selain itu, sentimen global seperti kebijakan moneter dari Bank Sentral AS (The Fed), perkembangan ekonomi Tiongkok, dan harga komoditas dunia juga akan mempengaruhi pergerakan pasar saham di Indonesia. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap waspada dan selektif dalam memilih saham, dengan mempertimbangkan faktor fundamental dan teknikal.
Secara keseluruhan, kondisi pasar yang kondusif menjelang pelantikan kabinet baru dan optimisme terhadap kebijakan ekonomi pemerintah menjadi pendorong utama bagi IHSG untuk melanjutkan penguatannya dalam jangka pendek.